Hardiknas, Harkitnas dan Realitas

Diterbitkan oleh Dachroni pada Ahad, 24 Mei 2009 00:00 WIB dengan kategori Opini dan sudah 1.937 kali ditampilkan

Ada dua hari penting, bersejarah dan diperingati pada bulan Mei ini. Ya, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati pada 2 Mei dan satu lagi adalah Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati pada 20 Mei.
Ada dua hari penting, bersejarah dan diperingati pada bulan Mei ini. Ya, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati pada 2 Mei dan satu lagi adalah Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati pada 20 Mei.

Persoalan yang sebenarnya tidak hanya terhenti pada tahap memperingati dua hari yang sama-sama memimiliki momentum ini. Momentum peningkatan kualitas pendidikan dan momentum kebangkitan bangsa yang tengah mengalami keterpurukan dan belajar untuk bangkit. Peringatan Hardiknas dan Harkitnas ini mestinya mampu menyadarkan kita akan sebuah realitas pahit yang tengah dialami oleh negeri yang kita cintai, Indonesia.

Realitas pahit itu dapati dilihat dengan banyaknya anak usia sekolah yang tak berkesempatan mencicipi nikmatnya belajar di bangku sekolah, besarnya angka buta aksara dan berbagai kasus kekerasan dan tindakan penyimpangan (deviant) yang menyelimuti para pelajar di Indonesia saat ini. Besarnya anggaran pendidikan memang memiliki korelasi yang kuat dalam peningkatan, tetapi tanpa pengelolaan anggaran yang benar dan baik justru anggaran yang besar itu akan menimbulkan penyimpangan-penyimpangan baru oleh sang empunya anggaran.

Selain itu, melalui momentum Harkitnas ini rasanya tak salah kalau kita berharap pendidikan kita akan lebih baik dan para pemimpin di negeri ini segera tersadarkan dengan realitas yang tengah dialami oleh masyarakat saat ini.