Menulis Itu Pekerjaan yang Utama

Diterbitkan oleh Dachroni pada Senin, 3 November 2014 23:23 WIB dengan kategori Opini dan sudah 1.260 kali ditampilkan

Dalam pandangan seorang yang mencintai aksara, menulis sejatinya bukan sekedar profesi atau pekerjaan sampingan. Bagi orang seperti ini, menulis adalah pekerjaan utama dan kebutuhan primer, sebab sehari saja tak menulis, maka terasa ada yang hilang.

Maka bagaikan terkena serangan penyakit, tipe orang seperti harus diberikan obat mujarab yakni menulis. Untuk itu, saya ucapkan selamat jika anda termasuk tipe orang yang senang menulis. Sebab anda sudah memiliki modal dasar berjuang dalam hidup, yakni mengisahkan semua pengalaman dan perjalanan hidup dalam bentuk kata-kata yang dituliskan dalam secarik kertas maupun sebongkah file di komputer atau laptop.

 

Tapi kenyataan berbeda tentu akan ditemukan dengan orang yang kurang mencintai dunia tulis menulis. Baginya, menulis adalah pekerjaan yang berlabel negatif seperti menyulitkan, memberatkan, menyusahkan dan beragam konotasi negatif lain. Menulis akan selalu dinilai sebagai pekerjaan menyeramkan, sehingga selalu takut untuk memulai kata pertama.  Padahal, kondisi itu lahir akibat kesalahan paradigma dalam menilai makna kata “menulis” Pekerjaan bernama menulis dinilainya lahir karena bakat, hanya dimiliki orang “pintar” dan dikerjakan secara serius. Seolah dirinya lupa, pengalaman sehari-hari yang menyenangkan maupun menyebalkan pun dapat ditulis di buku diary atau notebook.

 

Untuk mengembalikan paradigma dan budaya menulis, seorang penulis setidaknya harus memiliki tiga landasan dasar. Pertama, niat yang kuat bahwa menulis adalah proses ibadah serta mencerdaskan diri sendiri dan orang lain. Niat karena ibadah menjadi pijakan dalam sudut pandang agama, dimana tulisan seseorang berpotensi mengantarkan dirinya ke syurga Allah kelak. Tentu saja kita dapat belajar dari sejarah para ulama, sejarawan dan ilmuwan Islam yang “rajin” berburu ilmu dan menuangkan ke dalam tulisan dengan harapan balasan syurga dari Allah SWT.

 

Menulis juga mendatangkan kepuasan personal dan sosial. Dengan menulis, ada kepuasan individu karena sudah menuangkan ilmu ke dalam bentuk tulisan, serta kepuasan sosial sebab tulisannya dapat dibaca banyak orang. Ketika akhirnya seseorang tergerak untuk mengubah dirinya menuju lebih baik setelah membaca tulisan anda, tentu saja itu akan menimbulkan gejolak sosial sebab artinya tulisan anda bermanfaat untuk orang lain. Untuk hal ini, kita dapat belajar kepada penulis Andrea Hirata yang “membangunkan” mimpi anak-anak di desa untuk memburu pendidikan yang lebih baik sampai ke luar negeri demi meningkatkan kesejahteraan kehidupannya di masa mendatang.

 

Kedua, adanya motivasi menulis adalah ikhtiar sederhana mencapai kesuksesan dalam dunia tulis-menulis. Terkadang banyak sekali yang menilai, masa depan menulis adalah suram. Padahal, jika mau jujur banyak sekali penulis yang mampu sukses dengan apa yang dituliskannya. Sebagai contoh, Asma Nadia yang dengan tekunnya menulis tentang tema pernikahan dan remaja. Pada akhirnya, banyak novelnya diterbitkan penerbit besar, sehingga memotivasinya untuk menjadi penulis yang sukses. Dalam perjalanannya, dirinya kemudian menerbitkan penerbit sendiri dengan mengandalkan pemasaran melalui mitra kerjanya dan media sosial.

 

Sungguh menakjubkan, kesuksesan novelnya membuatnya dapat menjelajah ke berbagai negara sehingga membuatnya mulai menulis novel seputar travelling. Prestasi menulisnya semakin cemerlang dengan menjadi penulis tetap di media nasional seperti Republika. Dunia sinetron pun mulai dirambahnya dimana salah satu novelnya menjadi sinetron dengan peminat yang cukup banyak. Anda tentu paham, betapa banyak uang yang sudah dikumpulkannya dengan honor menulis buku, artikel di media massa dan penerbitan pribadi. Maka, disarankan untuk penulis pemula membiasakan diri dengan mencari teladan penulis favoritnya, perbanyak membaca kisah sukses mereka dan terpenting “mengubah paradigm” bahwa menulis itu menyusahkan, menyebalkan dan menyeramkan. Percayalah, apapun bisa anda tuliskan dan kelak akan menjadi sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan banyak orang.

 

Ketiga, berfokuslah untuk menjadikan menulis sebagai pekerjaan utama. Tentu saja yang dimaksud pekerjaan utama tanpa harus mengganggu aktivitas anda secara keseluruhan. “Pekerjaan utama” adalah biasakan menulis dalam setiap keseharian anda, bangkitkan semangat tiada hari tanpa menulis. Setelah kebiasaan mencintai budaya menulis tumbuh, mulailah belajar menetapkan titik fokus selanjutnya yakni mulai memilih anda mau fokus menulis di bidang apa. Ada baiknya titik fokus disesuaikan dengan kemampuan, kecenderungan minat dan keahlian anda. Sebagai contoh, saya adalah mahasiswa pendidikan dan menyenangi dunia pendidikan serta politik. Mulailah berfokus untuk menulis seputar persoalan pendidikan dan politik dilengkapi ikhtiar rumusan solusinya.

 

Semua landasan dasar itu akan dapat tercapai jika dibarengi empat macam kerja yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja nikmat. Bekerja keraslah sejak detik ini jika anda ingin menjadi penulis yang sukses, tulisan anda bernilai ibadah di mata Allah dan dibaca banyak orang sehingga virus kebaikan semakin jauh menyebat. Bekerja cerdaslah, dimana menulislah dengan cita-cita dan citra rasa kebaikan, tempatkan solusi atas segala masalah yang anda ingin tuliskan. Kerja ikhlas, bahwa setiap menulis memulai dari langkah pertama, percayakan sistem bekerja dan jangan pernah terjebak budaya instan “ sekarang menulis, besok jadi penulis terkenal” Budaya instan tak akan pernah sukses lama, sebab seorang yang ingin jadi penulis harus melewati tahap demi tahap sebelum mencapai sukses. Terakhir, nikmati pekerjaan menulis, jadikan itu sebagai bagian dari mengisahkan cerita dalam universitas kehidupan yang dapat dibaca para penerus anda nantinya sebagai warisan sejarah dan pelajaran penuh hikmah untuk generasi mendatang.

 

INGGAR SAPUTRA, Alumnus Pendidikan Luar Sekolah Fakulitas Ilmu Pendidikan UNJ 2012, Mahasiswa Magister Ketahanan Nasional UI, Penulis puluhan buku indie dan ratusan artikel di berbagai media massa lokal dan nasional. Trainer Motivasi Kepenulisan di berbagai kampus Indonesia. Dapat dihubungi melalui HP: 085692416801 WA: 0812 1857 3212