Kasus Penangkapan Narkoba 2018 Meningkat

Diterbitkan oleh Redaksi pada Rabu, 19 Desember 2018 16:56 WIB dengan kategori Headline Pekanbaru dan sudah 1.264 kali ditampilkan

PEKANBARU, RIAU - Ditresnarkoba Polda Riau mencatat terjadi peningkatan pengungkapan kasus khusus narkoba di wilayah Riau sepanjang 2018 ini dibandingkan 2017 lalu. 

Dirincikan Direktur Reserse Narkoba, Haryono, Rabu (19/12/18) peningkatan tidak hanya dari barang bukti yang berhasil diamankan oleh pihaknya. Namun juga jumlah kasus dan juga tersangkanya. 

"Untuk jumlah kasus 2018 tercatat ada 1.830 Laporan Polisi (LP) sedangkan tersangka 2.538 orang," katanya. 

Untuk barang bukti narkoba jenis shabu terjadi peningkatan. Dimana 2017 polda Riau bersama jajaran hanya berhasil menyita 131 kilogram shabu. Sedangkan di 2018 ini tercatat 325 kilogram sabu yang berhasil diamankan. "Sebenarnya target kita sekitar 200 kilogram," terangnya. 

Narkoba jenis pil Ekstasi juga tercatat meningkat hingga 10 ribu pil ekstasi. Selisih ini dapat dilihat dari barang bukti pil ekstasi pada 2017 hanya sekitar 208 ribu butir dan 2018 ada 218 butir pil ekstasi yang berhasil disita. Begitu juga happy five, di 2018 ini disita sebanyak 28.058 <28058> butir. Sedangkan 2017 jumlahnya tidak mencapai 10 ribu butir. 

"Semua terjadi peningkatan. Barang bukti narkoba ini akan kita musnahkan pada Jum'at (21/12/18) besok. Dan mungkin serentak di seluruh Indonesia," jelasnya. 

Katanya, pemusnahan juga bersamaan dengan gelaran Apel Operasi Lilin yang dilaksanakan di halaman kantor Gubernur Riau. "Nanti informasinya juga bersamaan dengan pemusnahan ribuan botol miras yang disita oleh Ditreskrimsus Polda Riau," terangnya. 

Sebelumnya, menanggapi maraknya peredaran narkoba di wilayah Riau, Kapolda Riau, Irjen Widodo Eko Prihastopo mengatakan perlu adanya tindakan untuk mempersempit ruang gerak pelaku narkoba. Dimana hal tersebut juga atensi markas besar kepolisian yang menyebut Riau cukup rawan peredaran narkoba. Bahkan juga sebagai lalu lintas penyelundupan namun bukan menjadi tempat memproduksi. 

"Ini pengaruh dari geografis Riau yang sangat dekat dengan selat Malaka yang kemudian masuk ke Riau melalui jalur pelabuhan tikus di daerah pesisir," katanya. 

Untuk itu, Ia berharap masayarakat juga lebih peduli dan ikut andil dalam mencegah peredaran dan pemberantasan narkoba di Riau. Tentu pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Mulai dari pemerintah, TNI dan juga lapisan masyarakat. ***(riauterkini/rul)