Kisah Mencekam WNI Terjebak di Wuhan: Seperti Kota Mati
Wabah virus corona membuat Wuhan diisolasi. Tak ada yang boleh keluar masuk kota berpenduduk sebelas juta jiwa itu.
CHINA- Wabah virus Corona membuat Kota Wuhan, China, diisolasi. Akibatnya, semua orang terisolasi, tak bisa keluar dari kota berpenduduk sebelas juta jiwa tersebut. Di antara orang-orang yang terjebak di kota itu adalah Warga Negara Indonesia.
Setidaknya, ada 93 WNI yang hidup di Wuhan. Hampir seluruhnya adalah mahasiswa. Salah satu WNI yang terkurung di Wuhan adalah Siti Mawaddah, mahasiswi S2 jurusan Criminal Law di Universitas Hubei. Dia menjadi saksi mata perubahan drastis di kota yang kini dijuluki sebagai 'land of zombie' tersebut.
Menurut Siti, biasanya pada Hari Raya Imlek kota Wuhan selalu menyala. Namun, wabah virus Corona membuat kehidupan di kota itu menjadi redup. Para pemudik tak bisa masuk Wuhan untuk bertemu keluarga.
Siti biasa melihat hiasan dimana-mana saat Imlek. Mal-mal pun mengobral barang-barangnya dengan harga super murah. Namun, sejak virus Corona menggerayangi kota, semua berubah. " Suasana kota semakin sepi," ujar Siti, dikutip dari Liputan6.com, Sabtu 25 Januari 2019.
emerintah China mulai melakukan mengarantina kota pada 23 Januari. Saat itu, Siti sedang berkunjung ke asrama sahabatnya di Huazhong University of Science and Technology. Saat beranjang sana itu, mendadak petugas kampus menggedor-gedor pintu kamar untuk menyampaikan kabar ada isolasi.
Dia harus balik ke kampusnya. Sahabatnya sempat mencegah Siti untuk pulang dan memintanya untuk menetap karena khawatir. Namun, Siti tetap memilih pulang.
Saat itulah dia menyaksikan dengan mata kkepala betapa sepinya kota metropolitan yang biasanya selalu berdegup. Kendaraan umum terbatas. Bus penumpang pun mulai jarang. Dia akhirnya pulang ke kampus menumpang taksi.
" Saya melewati kota, sepanjang jalan saya melihat keadaan sepi enggak seperti biasanya kota Wuhan ramai dan penuh. Tapi ini waktu itu sudah sepi seperti kota mati," ujar mahasiswi asal Sigli, Aceh, tersebut.
Menurut dia, tak hanya mahasiswa yang kuliah di Wuhan saja yang terjebak, WNI yang menuntut ilmu di kota lain juga tak dapat pulang ke kota masing-masing.
" Ada juga mahasiswa Wuhan yang sedang berada di Beijing atau Shanghai yang tidak bisa kembali. Ada juga turis dari Indonesia, dia berlibur di Wuhan. Pokoknya sudah terjebak semua di kota Wuhan. Enggak boleh ke mana-mana," ucap Siti.
Ketua PPI China Cabang Wuhan, Nur Mussyafak, mengatakan, para mahasiswa dianjurkan tidak sering-sering keluar asrama kampus atau pergi ke keramaian. Mahasiswa pun masih bisa saling mengunjungi di dalam gedung.
" Teman-teman masih bisa main ke teman yang satunya, masih bisa aktivitas di dalam kamar. Cuman dari kampus sendiri menginstruksikan jangan terlalu sering keluar dari kampus atau asrama," ujarnya.
Siti mengatakan, mahasiswa diminta memeriksa diri sendiri dan jika demam harus melapor ke pihak kampus. Pihak kampus pun siap memundurkan tahun ajaran baru jika wabah virus tak jua mereda.
" Semester depan perkuliahan aktif mulai bulan Februari. Kalau di kampus kami tanggal 12 Februari, makanya saya memilih menetap di sini. Ada berita juga kalau virus ini semakin berbahaya, belum ada penangannya kemungkinan besar perkuliahan di semseter depan diundur," ujar Siti.
Masalah lainnya adalah mahasiswa di Wuhan yang sedang di luar kota belum bisa kembali ke kota kampus mereka karena ada lockdown.
Hingga kini, Siti menyebut pihak KBRI selalu aktif memantau keadaan WNI di kota Wuhan lewat grup WeChat. Siti yang sedang menyusun tesis berharap pemerintah Indonesia bisa mengevakuasi WNI dari kota yang mengalami lockdown itu.
" Kami sangat berharap dari pihak pemerintah Indonesia bisa melakukan evakuasi bagi WNI yang berada di kota Wuhan karena penyebaran virus ini makin memburuk," kata Siti yang siap dievakuasi oleh pemerintah. *** (https://www.dream.co.id/news/kisah-mencekam-wni-terjebak-di-wuhan-seperti-kota-mati-200125i.html)
Sumber