Usai Uang Panai, Film Silariang “Mengejar Cinta Abadi†Akan Segera Tayang
Makassar, -- Film bertema budaya suatu daerah selalu menarik untuk diangkat ke layar lebar, setelah Uang Panai dan Athirah yang tayang pada bulan agustus dan september lalu, kini sineas Makassar kembali mengangkat karya terbaiknya yang berjudul Silariang “Mengejar Cinta Abadi” akan segera tayang dibioskop Indonesia
Film ini merupakan kisah cinta dua anak muda yang dibalut dengan kekuatan dan keteguhan adat budaya masyarakat Bugis dan Makassar, hal ini pula yang menjadi alasan Inipasti Communika memproduksi film layar lebar berjudul Silariang-Mengejar Cinta Abadi yang bekerjasama dengan Indonesia Sinema Persada (ISP) dan Maogi
Keunikan film ini, berceritakan tentang kultur masyarakat di Sulawesi Selatan terutama cinta muda mudi suku bugis – makassar, kisah tentang cinta, dendam, harga diri dan pengorbanan yang terhalang oleh restu orang tua.
“Film Silariang ini berkaitan dengan film Uang Panai diman keduanya, mengangkat kultur bugis makassar yang sangat sensitive sehingga diharapkan dapat mengedukasi kawula muda masa kini”, terang Produser Film Silariang, Iwan Persada, dalam media gathering di Ballroom Karebosi Condotel, (17/10/2016). terkininews.com
Hal senada juga datangnya dari Bisma Karisma yang mengatakan bahwa "kami yakin film Silariang dapat diterima masyarakat Indonesia, meski bukan orang makassar tetapi saya akan memberikan peran terbaik, tutur salah seorang pemeran film yang juga boyband Smash.
Dia juga katakan, jika Silariang itu ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh pasangan tertentu. tetapi, melalui film Silariang kami ingin menyampaikan pesan moril pada generasi muda khususnya makassar.
Meski bersuku sunda, bisma menyadari bahwa budaya bugis punya nilai sakral, sensitive, dan unik diluar pulau jawa, imbuhnya pada awak media. Mengejar Cinta Abadi, dapat mencerminkan perjuangan dan pengorbanan muda mudi untuk mendapatkan cinta abadi.
Namun, ketika cinta tak direstui orang tua mungkinkah Silariang adalah jawabannya? Silariang berasal dari bahasa bugis yang mempunyai makna kedua pasangan yang tak direstui keluarganya untuk menjadi pasangan resmi, pergi meninggalkan orang tua masing - masing tanpa pamit.
Film ini akan mengambil gambar di tiga daerah di Sulsel, yaitu Makassar, Maros dan Pangkep, ketiga daerah ini akan menjadi pilihan sesuai dengaan karakter yang akan dimunculkan dalam film, yaitu tentang panorama alam yang alami, kekuatan budaya masyarakat, dan modernisasi lingkungan, di mana semuanya begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Sulsel.(*)