OKI Sepakati Organisasi Terkait Fethullah Gulen Sebagai Teroris
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) disebut telah menetapkan para Gulenis dan organisasi yang terkait dengan ulama moderat Fethullah Gulen sebagai teroris. Dalam akunTwitter Menteri Luar Negeri Turki, Mevlu Cavusoglu, kini OKI bergabung dengan Turki menetapkan mereka sebagai Fetuhallist Terrorist Organisation (FETO).
"Kami berterima kasih pada OKI yang menunjukan solidaritas dengan mengerti sensitivitas kami dan menyebut FETO sebagai organisasi teror," kata Cavusoglu, dikutip Anadolu Agency. Menurutnya, langkah OKI ini adalah pencapaian.
Negara anggota OKI sedang melakukan pertemuan di Tashkent, Uzbekistan. Pada Selasa (18/10), OKI mengecam segala bentuk terorisme dalam sebuah deklarasi bersama. OKI menggarisbawahi pentingnya menstabiliskan situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara dengan menciptakan resolusi politik darurat. Deklarasi juga menekannya perlunya memecahkan segala konflik dengan negosiasi damai.
"Dengan menggunakan mekanisme politik, diplomatik dan legal internasional berdasarkan hukum yang berlaku," katanya. OKI juga menegaskan prioritas saat ini adalah memerangi terorisme dan ekstrimis kekerasan.
Selain itu memerangi produksi dan perdagangan obat, perdagangan manusia, perdagangan senjata, aminisi dan bahan peledak secara ilegal. "Fenomena berbahaya ini bisa dikalahkan dan dihapuskan hanya dengan aksi bersama," katanya.
Setelah pertemuan, OKI juga mengeluarkan deklarasi yang menyatakan solidaritas dengan Turki untuk memerangi teror. OKI bukan organisasi Islam pertama yang mengecam aliran Gulen. Sebelumnya, menteri-menteri luar negeri Dewan Kerja Sama Teluk juga menetapkan FETO sebagai kelompok teroris. Dewan berkomitmen untuk mendukung pemerintah Turki dalam melawan kelompok tersebut.
OKI dibentuk pada 1969 yang beranggotakan 57 negara, termasuk Indonesia. Turki bergabung sejak terbentuknya organisasi. OKI juga merupakan organisasi lintas pemerintah kedua terbesar setelah PBB.
Sementara FETO adalah sebutan bagi organisasi yang menganut paham Gulen. Mereka dituduh jadi otak kudeta militer yang gagal bulan Juli lalu. Sejak saat itu, pemerintah Turki melancarkan aksi membersihkan Gulenis. Turki menetapkan gerakan Gulen sebagai kelompok teroris pada 2015. Sementara Gulen berada di Pennsylvania, Amerika Serikat sejak 1999. Kementerian Peradilan telah secara resmi melayangkan permintaan pada AS untuk mendeportasi Gulen. Namun AS belum mengabulkannya.