Diduga Ada Mafia Perbankan Dalam Tubuh BRI Unit Tanete Riaja

Diterbitkan oleh Admin pada Jumat, 25 Mei 2018 18:20 WIB dengan kategori Headline Makassar Daerah dan sudah 5.480 kali ditampilkan

BARRU, -- Lagi lagi pihak perbankan rugikan nasabah dengan berbagai cara trik dan intrik yang diduga dilakukan oknum mafia administrasi perbankan.

Miris kejadian yang melanda Ibu Murni seorang guru di desa kecil terpencil Guru SD Pangalungan, harus dililit hutang piutang berkepanjangan di salah satu unit Bank BRI Unit Tanete Riaja, Pasar Baru kabupaten Barru yang tidak pernah ia lakukan. terkininews.com Jum'at (25/5/2018).

Hal tersebut kuat dugaan ada oknum pelaku Maladministrasi perbankan yang bermain sehingga perpanjangan kredit bu Murni berlanjut terus tanpa ada pemberitahuan terhadap dirinya untuk memperpanjang masa kredit. 

Di tuturkan Murni Spd, sebelumnya memang pada tahun 2011 lalu sang guru tersebut mengajukan kredit kepada Bank BRI Unit Tanete Riaja, Pasar Baru kabupaten Barru dengan total pinjaman senilai 50 juta Rupiah dengan masa angsuran kredit 60 bulan dan diketahui akan berakhir ditahun 2016. Paparnya

Akan tetapi dirinya terkejut sangat dan heran lantaran gaji gurunya terus terpangkas tanpa konfirmasi dari pihak perbankan, yang akhirnya merunut untuk mencari tau penyebabnya.

"Saya beranikan diri mempertanyakan penyebab gaji saya terus tepotong dan saya terima kabar buruk dari pelayanan BRI Unit Tanete Riaja, yang mengatakan bahwa saya (Murni) telah melakukan penambaha kredit pada tahun 2012 lalu. 

Menurut data Bank BRI Unit Tanete Riaja, saya kembali mengajukan pinjaman sebesar 88 juta rupiah pada tahun 2012 lalu dan melunasi sisa utang sebelumnya pada 2011.

"Kaget bukan main ketika mengetahui adanya pinjaman tersebut yang tidak pernah terdengar konfirmasi penambahan kredit, bahkan saya tidak tau menahu berapa selisih dari piutang saya" tandasnya.

Namun terpisah saat dikonfirmasi kepada kepala sekolah yang dulu menjabat di Guru SD Pangalungan, Lasakka juga heran kenapa pada saat itu bu Murni dapat menambah pinjaman nya sedangkan gajinya saja tidak memenuhi syarat kecukupan kredit.

"Nanti masalah ini bergulir baru saya tahu kalau ibu Murni melakukan pelunasan kredit pada tahun 2012 lalu, yang saya tahu dirinya hanya sekali mengajukan permohonan yaitu pada 2011 lalu dan saya akui ada rekomendasi dari sekolah" Ucap Lasakka.

Kasihan ibu Murni harus menanggung beban hutang yang tak pernah dia lakukan, tutup Lasakka (*)