Raden Hari Ajak Semua Elemen Bersinergi Atasi Masalah Hemofilia 

Diterbitkan oleh Saiful pada Ahad, 17 April 2022 09:09 WIB dengan kategori Batam Parpol Politik dan sudah 482 kali ditampilkan

BATAM - Raden Hari Tjahyono (RHT) Wakil Ketua II DPRD Kepri mengungkapkan pentingnya Pemprov Kepri memperhatikan penderita hemofili di Kepri. Hal ini diungkapkannya disela-sela kegiatan peringatan hari hemofilia dan pelantikan pengurus Komunitas Cahaya
Hemofilia, Sabtu (16/04/2022)

Peringatan hari Hemofilia se dunia diperingati setiap 17 April. Hemofilia adalah suatu penyakit kelainan darah yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan. Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya. Bagi pasien hemofilia, pengobatan dan perawatan harus dilakukan seumur hidup, sehingga penderitanya terbebani secara fisiologis, psikologis, dan ekonomis seumur hidup.

Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lutut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.

"Penderita hemofili butuh perhatian kita, saya berharap Dinkes Kepri melakukan riset dan deteksi dini tentang masalah hemofili ini, sehingga hasilnya nanti bisa dilakukan upaya-upaya prefentif sebab trennya di dunia terus meningkat" jelas Raden Hari Tjahyono.

Kegiatan peringatan hari hemofili ini dihadiri juga Kadinkes Kepri M Bisri, Dirut RSUD Embung Fatiman, Dirut RSUP Raja Ahmad Tabib, para dokter dan Kepala Puskesmas Kota Batam.

"Dari data yang kami terima sekarang penderita nya ada 50 orang, biasanya 1:10 ribu, maka jika Kepri asa 50 berarti masih ada 150 orang yang belum terdetekai keberadaannya, pengobatannya relatif mahal maka hari ini kita berharap Dinkes Kepri nanti bersama-sama di DPRD mencarikan solusinya satu diantaranya adalah masalah penganggaran dan pointnya kita perlu bersinergi membangun kerjasama untuk bersama-sama mengatasinya," tutup Raden Hari Tjahyono.