Konflik Realistis Menurut Coser Mengenai Aksi Mogok Kurir Shopee Xpress
Menurut Lewis Cosser konflik sosial adalah sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka,kemudia kekuasaan dan sumber- sumber pertentangan dan netraliser atau dielaminer saingannya. Menurut Coser konflik itu bersifat fungsional atau baik dan bersifat disfungsional atau buruk bagi hubungan hubungan dan struktur struktur yang tidak terangkum dalam sistem sosial sebagai suatu keseluruhan.
Menurut coser,konflik dapat bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan serta pemeliharaan struktur sosial dalam masyarakat. Konflik juga dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur dalam konflik sosial sekelilingnya. Disamping itu menurut Coser juga, konflik dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
1) Konflik Realistis, berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang ditujukan pada objek yang dianggap mengecewakan.
2) Konflik Non-Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak, sehingga terdapat suatu kemungkinan bahwa seseorang terlibat dalam konflik realistis tanpa sikap permusuhan atau agresi.
Aksi mogok yang dilakukan oleh kurir Shopee Xpress merupakan contoh dari konflik realistis menurut Lewis Coser yaitu dimana ada konflik realistis itu adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok. Yang kekecewaan tersebut berasal atas tuntutan atau perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan sosial. Aksi mogok dilakukan oleh Shopee Xpress selama sepekan lebih itu dikarenakan adanya keputusan sepihak perusahaan menurunkan bayaran saat BBM naik. Selain itu, Mogok yang dilakukan sekitar 500 kurir melakukan aksi protes didepan kantor Shopee di Jakarta. Mereka menolak dibayar murah yaitu 2000 Rupiah per paket. Mereka dibayar berdasarkan paket yang dikirim dan harus menanggung resiko kerja, BBM, Hp, pulsa ,ddl.
Zainuddin M
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji
Prodi Sosiologi Angkatan 2020