Kritik terhadap Program Subsidi Paket Sembako di Batam dari Sudut Pandang Manajemen Kinerja
Siti Mukaromah
Mahasiswa STEBI Batam
OPINI - Program subsidi paket sembako yang akan diluncurkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam pada awal tahun 2024, di bawah kebijakan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, memunculkan sejumlah pertanyaan dan kritikan. Meskipun niatan untuk membantu masyarakat dengan menyediakan paket sembako bersubsidi adalah langkah positif, ada aspek-aspek manajemen kinerja yang perlu diperhatikan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini.
1. Transparansi dan Akuntabilitas dalam Distribusi
Salah satu aspek kunci dalam manajemen kinerja program subsidi sembako adalah transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi. Dalam program ini, perlu diperhatikan bagaimana mekanisme distribusi dilaksanakan, bagaimana daftar penerima manfaat ditetapkan, dan bagaimana masyarakat dapat memantau proses distribusi tersebut. Transparansi ini akan membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap program dan menghindari potensi penyalahgunaan atau ketidaksetaraan dalam pemberian paket sembako.
2. Evaluasi Kebutuhan Sebenarnya Masyarakat
Manajemen kinerja yang baik juga mencakup evaluasi terhadap kebutuhan sebenarnya masyarakat. Sebelum meluncurkan program subsidi sembako, perlu dilakukan studi yang mendalam mengenai kebutuhan riil masyarakat Batam. Ini termasuk analisis terhadap jenis-jenis sembako yang paling dibutuhkan, alokasi distribusi berdasarkan tingkat kebutuhan, dan pemastian bahwa program ini benar-benar memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkan secara nyata.
3. Pengelolaan Informasi dan Komunikasi yang Efektif
Dalam manajemen kinerja, penting untuk memastikan bahwa informasi mengenai program subsidi sembako disampaikan dengan jelas dan efektif kepada masyarakat. Saat ini, masyarakat membutuhkan informasi yang mudah dimengerti dan dapat diakses dengan cepat. Oleh karena itu, Pemko Batam perlu menggunakan saluran komunikasi yang tepat dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak hanya informatif tetapi juga dapat mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran yang mungkin muncul di kalangan masyarakat.
4. Pengukuran Kinerja dan Kepuasan Pengguna
Manajemen kinerja yang efektif melibatkan pengukuran kinerja dan kepuasan pengguna. Pemko Batam perlu merancang metode evaluasi yang mencakup parameter seperti efektivitas program, kepuasan penerima manfaat, dan dampak positif yang dihasilkan. Dengan mengumpulkan data ini, Pemko Batam dapat terus meningkatkan program subsidi sembako untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
5. Kelangsungan Program dan Dampak Jangka Panjang
Manajemen kinerja yang baik tidak hanya fokus pada pelaksanaan program saat ini tetapi juga mempertimbangkan kelangsungan dan dampak jangka panjang. Pemko Batam perlu merancang strategi untuk menjaga keberlanjutan program subsidi sembako, termasuk sumber daya yang diperlukan, potensi perubahan dalam kebijakan pemerintah, dan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan masyarakat dari waktu ke waktu.
6. Pengelolaan Risiko dan Krisis
Manajemen kinerja yang optimal mencakup pengelolaan risiko dan kesiapan menghadapi krisis. Pemko Batam perlu merinci rencana pengelolaan risiko yang mencakup potensi kendala distribusi, perubahan dalam harga komoditas, dan situasi darurat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program. Kesiapan dalam menghadapi krisis akan meningkatkan resiliensi program dan menjaga keberlanjutan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam kesimpulan, program subsidi paket sembako di Batam, meskipun bertujuan baik, perlu dikelola dengan cermat dari perspektif manajemen kinerja. Transparansi, evaluasi kebutuhan, komunikasi efektif, pengukuran kinerja, kelangsungan program, dan pengelolaan risiko menjadi aspek-aspek penting yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa program ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi
Berdasarkan berita : https://www.batamnews.co.id/berita-107563-pemko-batam-siap-salurkan-ratusan-ribu-paket-sembako-bersubsidi-di-awal-2024.html