Gathering Mirae Asset di Batam Bahas Strategi Optimis Investasi Saat Perang Dagang
BATAM - TERKININEWS.COM – Di tengah ketidakpastian global akibat memanasnya Perang Dagang Jilid II, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia bersama Insight Investments Management menggelar seminar edukatif bertajuk “Investor Gathering: Market Update dan Diversifikasi Portofolio di Tengah Situasi Perang Dagang”, Sabtu (21/6/2025), di Hotel Aston Inn Gideon, Batam.
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara dari kedua institusi keuangan terkemuka, di antaranya:
- Alifah Ghina Maharani, Deputy Head of Retail Sales, Distribution and Business Alliances Insight Investments Management,
- Suluh Tripambudi Rahardjo, Head of Investment Specialist Insight Investments Management,
- Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan
- Budi Rimpan, Mutual Fund Counselor Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Fokus Edukasi dan Strategi Investasi
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman menyeluruh kepada para investor tentang kondisi pasar terkini serta strategi pengelolaan portofolio yang adaptif. Sebagai pembicara utama, Suluh Tripambudi Rahardjo menjelaskan prospek pasar keuangan global 2025 serta potensi dan risikonya.
“Di tengah volatilitas pasar global yang tinggi akibat retaliasi tarif dan tensi geopolitik, diversifikasi investasi menjadi senjata utama untuk meminimalkan risiko,” ujar Suluh.
Perang Dagang dan Dampaknya
Menurut Suluh, kebijakan tarif agresif dari pemerintahan Donald Trump memicu eskalasi Perang Dagang Jilid II, yang berdampak luas terhadap ekspor negara berkembang, memicu inflasi global, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Di sisi domestik, Indonesia menghadapi tantangan berupa perlambatan ekonomi, dengan proyeksi pertumbuhan hanya 4,5–5% pada tahun 2025. Penurunan daya beli masyarakat dan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi perhatian utama.
Meski demikian, Suluh tetap optimis. “Kondisi fiskal Indonesia masih kuat dengan surplus neraca perdagangan selama 60 bulan berturut-turut. Ini menjadi bantalan penting bagi stabilitas makroekonomi kita,” jelasnya.
Sektor Potensial dan Strategi Diversifikasi
Dalam presentasinya, Suluh mengidentifikasi beberapa sektor yang dinilai tetap tangguh menghadapi ketidakpastian global, yaitu:
- Sektor keuangan, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga.
- Barang konsumsi pokok, berkat stimulus pemerintah dan inflasi yang terkendali.
- Emas dan komoditas energi, yang meningkat di tengah krisis geopolitik.
- IHSG diperkirakan akan berada di rentang 6.700 hingga 8.000 pada akhir 2025, tergantung dinamika pasar.
Reksa Dana sebagai Solusi Diversifikasi
Insight Investments Management turut memperkenalkan produk-produk reksa dana unggulan sebagai solusi diversifikasi portofolio, seperti:
- iMoney dan iMosy untuk investor konservatif,
- iHajj dan iRenewable di kategori pendapatan tetap,
- iGovt untuk investasi jangka panjang berbasis obligasi pemerintah.
“Data 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa reksa dana obligasi memberikan imbal hasil lebih tinggi dan stabil dibandingkan saham,” ujar Suluh. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman atas profil risiko dan durasi investasi.
Strategi Aktif dan Optimisme Terkelola
Martha Christina menambahkan bahwa kondisi perang dagang dan konflik senjata global menuntut strategi yang lebih dinamis.
“Dalam kondisi seperti sekarang, saham-saham di sektor komoditas bisa menjadi pilihan. Namun, lebih bijak jika menerapkan strategi trading jangka pendek, mengingat situasi geopolitik dan ekonomi yang masih penuh ketidakpastian,” ujarnya.
Sementara itu, Budi Rimpan menekankan pentingnya platform yang mendukung diversifikasi investasi.
“Diversifikasi investasi sangat penting. Di Mirae Asset Sekuritas, kami menyediakan platform NAVI untuk transaksi reksa dana. Bukan hanya investor individu, perusahaan-perusahaan di Batam dan Kepri juga bisa membuka akun korporat melalui NAVI Corporate untuk pengelolaan aset perusahaan,” jelasnya.
Cermat dan Taktis Hadapi 2025
Di akhir sesi, para pembicara sepakat bahwa meski tahun 2025 dipenuhi tantangan global, peluang tetap terbuka lebar bagi investor yang mampu menerapkan strategi cerdas.
“Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang,” pesan Suluh menutup sesi seminar. “Kunci sukses di 2025 adalah pengelolaan risiko, bukan spekulasi.”