Menampilkan Posting
label OPINI
opini

Berebut Panas dan Nikmatnya Freeport

Tangan Rizal Ramli kembali membentang, mengelebat, mengepret. Kali ini terarah ke Sudirman Said. Menko Maritim dan Sumberdaya menyerang Menteri ESDM. Inilah tuduhannya: menteri keblinger, tak mengerti teknis negosiasi, membela Freeport. Walau tak langsung menyebut Sudirman, Rizal juga menyebutkan bahwa banyak

opini

Pentingnya Hijrah Melawan Diri Sendiri

Tahun baru hijriah sudah nampak di hadapan kita. Momen pergantian tahun baru Islam ini disambut suka cita. Selain suka cita yang menggelora, ada beberapa insan yang berduka.   Duka darurat asap di belahan bumi Indonesia yang tak kunjung mereda, juga berduka karena banyaknya nista dan dosa. Ya, sudah

opini

Jangan Ada Konflik di Pilkada

Indonesia menganut sistem pemerintahan Demokrasi. Salah satu perwujudan dari digunakannya sistem demokrasi di Indonesia adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung. Pemilihan Kepala Daerah atau sering disebut dengan Pilkada merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan atau

opini

Menyentil Pelayanan Pemerintahan Kita

Almarhum Prof Talidzi guru besar Unpad mengungkapkan hakikat pemerintahan itu adalah melayani atau memberikan pelayanan yang maksimal. Faktanya, eksistensi pemerintahan saat ini masih kita rasakan betapa buruknya sebagian pelayanan yang diterima masyarakat saat ini. Masyarakat masih merasakan prosedur yang

opini

Indonesia Setelah 70 Tahun

Memasuki dasawarsa kedelapan setelah 70 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2015, negeri ini tidak hanya mampu bertahan di tengah berbagai tantangan dan kesulitan, tetapi juga mencapai banyak kemajuan signifikan dalam berbagai lapangan kehidupan. Tetap kecemasan dan kerisauan masih melanda banyak kalangan

opini

Dolar Pasti Akan Turun

Ketika 1998 Indonesia dilanda krisis moneter, saya termasuk salah satu rakyat yang merasakan pukulan berat. Bisnis produksi kaset nasyid dan percetakan yang kami rintis langsung mati suri, kehilangan pembeli. Jangankan membeli kaset, masyarakat kala itu bahkan susah untuk membeli susu dan makanan pokok.

opini

Merdeka Tanpa Kepemimpinan

Di muka hakim kolonial, pada bagian penutup dari pleidoi ”Indonesia Menggugat” (1930), Soekarno bertutur: ”Kami menyerahkan segenap raga dengan serela-relanya kepada tanah air dan bangsa… Juga kami adalah berusaha ikut mengembalikan hak tanah air dan bangsa atau peri kehidupan yang merdeka. Tiga ratus tahun, ya

226