Sarana Ibadah di Institusi Pendidikan Masih Minim
KARIMUN (HK) - Sekolah sebagai pusat pendidikan seyogyanya mampu menyediakan fasilitas untuk pembelajaran dan penunjang lainnya termasuk fasilitas peribadatan.
Kondisi yang terjadi saat ini di wilayah Kabupaten Karimun adalah fasilitas ibadah berupa musholla di sekolah dinilai belum memadai untuk mengakomodir kegiatan keagamaan para siswa. Kondisi itu diperparah lagi dengan masih banyaknya sekolah-sekolah yang bahkan belum memiliki musholla.
Salah seorang mubaligh Kabupaten Karimun, Amran Syahidid mengatakan fasilitas ibadah merupakan salah satu tuntutan dari Kurikulum 2013 yang didalamnya juga ada pelajaran agama. "Jadi saya pikir ini perlu diperhatikan dengan serius pembangunan fasilitas ibadah di sekolah," kata pria yang akrab disapa Buya ini.
Beliau menjelaskan, ketika guru mengajak para siswa untuk melaksanakan sholat dhuha tapi kondisi musholla pun tidak muat untuk beramai-ramai, sehingga terjadi antrian dan kondisi ini lah yang membuat para siswa tidak akan mengikuti arahan guru bahkan banyak yang pulang atau mengabaikan karena lamanya antrian lantaran tidak muat.
"Perlu kebijakan dari pemerintah untuk memenuhi fasilitas beribadah di sekolah. Ini tidak hanya menjadi tanggungjawab bagi pemerintah saja. Melainkan para orang tua, komite sekolah atau masyarakat," imbuh beliau.
Lebih lanjut beliau menuturkan fasilitas musholla merupakan sarana untuk praktek langsung dalam beribadah. Sementara presentasi sekolah yang telah ada beliau belum dapat datanya, tetapi beliau memprediksikan kemungkinan hanya sekitar 10 sampai 20 persen saja. "Itu pun baru sekolah jenjang SMA atau SMP, sedangkan jumlah sekolah kita ada ratusan untuk semua jenjang pendidikan," katanya.
Sedangkan solusi yang disampaikan Buya adalah, tidak hanya menjadi tanggungjawab bagi pemerintah saja. Melainkan para orang tua, komite sekolah atau masyarakat. Karena fasilitas musholla merupakan sarana untuk praktek langsung dalam beribadah. (Harja)