Inflasi Batam Meningkat Pasca Kenaikan BBM Bersubsidi

Diterbitkan oleh Redaksi pada Kamis, 4 Desember 2014 14:42 WIB dengan kategori Batam dan sudah 844 kali ditampilkan



“Laju inflasi Batam dan Tanjungpinang, tercatat sebesar 5,37 persen. Namun inflasi di kedua daerah ini masih lebih rendah dibanding inflasi nasional, 6,23 persen,” kata Gusti, Selasa (2/12).


Menurutnya kelompok administered price menjadi penyumbang terbesar inflasi di bulan November. Hal ini disebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan, dan gas elpiji.


“Diperkirakan, dampak kenaikan harga BBM ini akan berlangsung secara terkendali sekitar tiga bulan, dengan puncaknya pada Desember 2014,” katanya.


Di lain sisi, tekanan inflasi pada kelompok volatile foods juga meningkat. Kelompok volatile foods ini, kata Gusti, memberi andil inflasi sebesar 0,49 persen.


Hal ini terjadi karena harga cabai rawit, cabai merah, dan komoditas sayuran seperti, bayam dan kangkung yang ikut naik. Kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah terjadi karena keterbatasan pasokan pasca panen raya di Juli dan Agustus, serta musim penghujan di akhir tahun yang kurang sesuai untuk tanaman cabai. Sedangkan pada bayam dan kangkung lebih dipengaruhi keterbatasan pasokan, karena penurunan hasil panen.


“Laju inflasi November tertahan oleh penurunan inflasi pada kelompok inti. Ini dipengaruhi penurunan harga pada sejumlah komoditas terutama emas, biaya SLTA, dan biaya rekreasi. Kelompok inti ini memberi andil inflasi sebesar 0,11 persen,” ujarnya.

*Batamkota