Antara Kartini dan Raja Hamidah
MUNGKIN tak banyak yang tahu akan sejarah Pulau Penyengat. Berdasarkan catatan sejarah, di sana ada sosok perempuan cerdas dan sangat berpengaruh di zaman itu.
Sekarang, pulau itu sering disebut Pulau Penyengat. Sekilas sejarahnya, pulau bernama Pulau Penyengat Indera Sakti. Pulau kecil nan elok yang berhadap-hadapan dengan Tanjungpinang.
Pulau yang dikelilingi laut nan biru tersebut merupakan mas kawin atau mahar yang diberikan oleh Sultan Mahmud Marhum Besar kepada seorang perempuan yang cantik jelita bernama Raja Hamidah atau yang dikenal dengan sebutan nama Engku Putri. Lalu siapakah Engku Putri itu? Pastilah dia bukan perempuan biasa. Ia adalah Perempuan Riau (sekarang dimekarkan menjadi Provinsi Kepri) yang sangat istimewa dalam sejarah kebesaran kerajaan Melayu.
Engku Putri bukan sekedar perempuan yang mendampingi suaminya memimpin kerajaan. Engku Putri juga pemilik Pulau Penyengat Indera Sakti yang menjadi pusat pemerintahaan Kerajaan Riau Lingga.
Meski tidak ikut perang, namun perannya sangat strategis, dan ia juga pemegang kendali pemerintahan sekaligus pemegang Regalia alat-alat kebesaran kerajaan. Ia adalah pelopor. Ia adalah pejuang besar.
Bagai sebuah anugerah, sejarah Melayu yang luar biasa itu selalu memberikan motivasi bagi kaum perempuan jika mengenangnya, khususnya mereka yang ada di daerah ini yakni Kota Tanjungpinang dan mungkin juga Provinsi Kepulauan Riau untuk bangkit meneruskan semangat dan cita-citanya.
Cita-citanya sama dengan Kartini yang selalu memberikan motivasi untuk kaum perempuan di nusantara ini agar selalu bangkit. Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa.
R.A Kartini merupakan putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madi-rono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Bicara mengenai kaum perempuan memang selalu menjadi pokok bahasan yang menarik dan tidak akan pernah habis. Mulai dari kebiasaan-kebiasaannya, tanggungjawabnya di dalam keluarga, hingga juga prestasi-prestasinya yang seringkali membuat kaum adam harus berdecak kagum.
Hari ini, di zaman yang serba cepat dan juga maju, kita semua kaum perempuan tidak ada lagi alasan untuk terhambat dalam berkarya. Jalan untuk sukses terbuka lebar untuk kita.
Karena laluan itu telah diberikan seluas-luasnya oleh semua kalangan yang dalam perjalanan bangsa ini dimulai oleh tokoh-tokoh perempuan yang menjadi martil dalam memperju-angkan hak kesetaraannya.
Karena itulah, saat ini kaum perempuan sudah bisa berkarya di ranah pendidikan, budaya, ekonomi, sosial, bahkan politik dengan tetap sadar akan kodratnya, dan kami sebagai kaum perempuan sadar betul hal itu. Jangan takut wahai kaum Adam kami tidak akan melanggar kodrat itu.
Jalan itu terbuka untuk keberadaan kaum perempuan yang dahulu hanya terkenal di rumah dan selalu di pandang hanya tau urusan dapur, kasur dan sumur saja.Kini, kita kaum perempuan telah berkesempatan untuk mengembangkan potensi diri di bidang apa saja. Di mana saja. Ini catatan penting yang tak terbantahkan.
Masih segar dalam ingatan kita bukan, kota kita ini dulu pernah juga dipimpin oleh seorang perempuan dan ia menjadi perempuan pertama di dalam pemerintahan kota otonomi di provinsi yang menjadi kepala daerah.Dan terbukti kota ini bisa bergerak maju, dikenal hingga seluruh nusan-tara. Sepak terjangnya tak diragukan lagi, berbagai prestasi untuk kota ini dia torehkan.
Bahkan dia bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan para pemimpin yang ada di Tanah Air kita. Mengedepankan warisan budaya menjadi tonggak utama dan menata pemerintahan dengan naluri keibuannya.
Kalau saja Kartini ataupun Engku Puteri sang pahlawan dan pelopor kebangkitan perempuan itu masih ada, pasti mereka bangga.
Karena mungkin akan menjadi saksi sejarah dalam perjalanan Kota Tanjungpinang kampung halaman kita ini terkenal dengan sebutan Kota Gurindam Negeri Pantun.
Generasi silih berganti. Dan kaum perempuan terus berkarya. Kini, ada delapan orang perempuan yang diamanahkan menjadi wakil masyarakat yang duduk di DPRD Kota Tanjungpinang.
Kami delapan kaum hawa bersama pemerintah kota ini akan mewarnai pembangunan guna mencapai kesejahteraan masyarakat yang kita cita-citakan bersama.Kita kaum perempuan yang ada di Kota Tanjungpinang ini bisa bangga. Karena jumlah perempuan yang di-berikan amanah menjadi wakil rakyat, sama dengan jumlah Kabinet Kerja Jokowi yang juga berjumlah delapan kaum perempuan.
Walaupun belum mencapai 30 persen keterwakilan perempuan di dewan seperti yang selalu digaung-gaungkan, tapi ini adalah sebuah anugerah besar untuk kaum perempuan yang keterwa-kilannya paling besar jumlahnya dibanding masing-masing anggota DPRD di negeri Melayu ini.Meskipun itu sebuah anugerah taklah ia kita biarkan hanya menjadi hiasan atau pelengkap. Kami harus bermanfaat, meskipun harus diakui ini akan menjadi tantangan besar yang akan saya atau kami hadapi.
Di mana tugas pokok dan fungsi dari DPRD adalah mengawasi jalannya pemerintahan, membuat peraturan daerah (Perda) bersama pemerintah dan menganggarkan biaya belanja kota ini sesuai dengan harapan masyarakat yang sangat tinggi.Inilah yang akan kami perjuangkan untuk bisa mengedepankan kepentingan seluruh masyarakat dan tentulah lebih khusus lagi bagi kaum perempuan kota ini.
Tak bisa dipungkiri, di mana kita tau ada kalimat bijak mengatakan, setiap ada lelaki hebat pastilah ada seorang perempuan yang hebat di belakangnya, dan di mana ada anak-anak yang hebat pastilah ada tangan ibu hebat dengan lembut menyentuhnya.
Anugerah itu sudah ada di tangan kita. Jangan sampai amanah yang mungkin di dalamnya banyak disumbang oleh sesama kaum perempuan, malah membuat kaum perempuan kecewa. Hari ini amanah itu dipertaruhkan. Bagi kaum perempuan yang sudah diberi kepercayaan, untuk ke depan akan lebih tajam membela hak-hak masyarakat. Saya ucapkan selamat Hari Kartini untuk seluruh wanita Indonesia. ***
*Anggota DPRD Tanjungpinang