Lika-liku Jadi Mawapres

Diterbitkan oleh pada Ahad, 1 Mei 2016 07:09 WIB dengan kategori Pendidikan dan sudah 760 kali ditampilkan

JAKARTA - Status mahasiswa bukan hanya wajib diisi dengan kuliah. Sebaliknya, mahasiswa juga harus aktif dan mengukir prestasi sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan.

Nyatanya, menjadi mahasiswa berprestasi tidak mudah. Karena selain harus banyak belajar untuk memperluas wawasan dan ilmu, kita harus berkompetisi dengan mahasiswa lainnya yang juga tak kalah berprestasi.

Mahasiswa berprestasi (mawapres) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mohamad Malik Afandi, merasakan betul lika-liku perjuangan meraih gelar bergengsi tersebut.

Demi mewujudkan prestise sebagai mawapres, Andi rajin mengikutsertakan diri dalam berbagai kompetisi, baik di skala nasional maupun internasional.

"Saya bercita-cita ingin menjadi mawapres, namun belum memiliki prestasi. Syukurlah saya selalu menjadi yang terbaik di kompetisi skala nasional hingga internasional," ujar Andi seperti dinukil dari laman ITS, Sabtu (30/4/2016).

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang dihelat Universitas Diponegoro (Undip) menjadi titik awal dalam perjuangan Andi menjadi mahasiswa berprestasi. Ketika itu, Andi menjuarai kompetisi tingkat nasional

Selain itu, Andi juga ikut serta dalam berbagai kompetisi sebagai ajang mengukir prestasi. Salah satunya, kompetisi menulis jurnal sains dan teknologi di tingkat internasional yang diselenggarakan Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

"Mawapres I merupakan tantangan bagi saya, terlebih mengingat bahwa Mawapres I tahun lalu adalah Mawapres Nasional. Inilah yang mendorong saya untuk mempertahankan nama ITS, bahkan ke kancah internasional," tukasnya.

Andi menambahkan, visinya menjadi mahasiswa berprestasi tidak lain untuk mengabdi kepada masyarakat. Bahkan, mahasiswa asal Tuban itu membuat proyek dalam penanganan pemadaman lampu di kota asalnya.

"Saya tetap ingin ikut berkompetisi, tapi sembari mengaplikasikan ilmu yang saya miliki kepada masyarakat," tutupnya.*Okz