Allah Akan Bangunkan Surga Bagi Orang yang Shalat Duha 12 Rakaat

Diterbitkan oleh Redaksi pada Rabu, 15 Juni 2016 11:27 WIB dengan kategori Khazanah dan sudah 845 kali ditampilkan

Salat Duha yaitu salat sunnah yang dikerjakan di waktu pagi hari sebelum matahari terlihat pada tengah hari. Salat Duha diartikan sebagai 'matahari sepenggalahan naik'. "Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat berkah dan keberuntungan" (HR At-Thabrani). Dalam Hadis tersebut kita dianjurkan untuk senantiasa mencari rezeki di pagi hari.

Waktu sepenggalahan yaitu kira-kira 18 derajat ketinggian waktu di ufuk timur. Waktu yang paling utama untuk melakukan salat Duha yaitu ketika terik matahari semakin menyengat. Namun dianjurkan agar dilaksanakan seperempat jam setelah matahari terbit hingga seperempat jam sebelum waktu salat dzuhur tiba.

Rasulullah SAW terbiasa melakukan salat Duha empat rakaat. Aisyah berkata "Rasulullah biasa melakukan salat Duha empat rakaat, dan Beliau menambahnya menurut kemampuan, atas kehendak Allah". (HR Muslim).

Dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Kekasihku, Rasulullah SAW berpesan tiga hal kepadaku : puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Duha dan agar aku melakukan salat witir sebelum tidur". (HR Muslim).

"Barang siapa mengerjakan salat Duha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barang siapa salat empat rakaat, dia ditetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barang siapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barang siapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menerapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barang siapa mengerjakan salat Duha dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya" (HR At-Thabrani).

Dalam buku Tirulah Puasa Nabi, karangan dari Yusuf Qardhawi menuturkan, bahwa Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk puasa tiga hari setiap bulan. Karena Allah akan menjadikan kebaikan berlipat hingga sepuluh kali. Abu Dzar meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa tiga hari setiap bulan, maka itulah puasa setahun". Allah berfirman, "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)" (QS Al-An'am ayat 160). (meredeka)