KAMMI Gelar Aksi Peduli Rohingya se Indonesia
JAKARTA - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) akan berunjuk rasa serentak di 50 titik di seluruh Indonesia sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Rohingya di Myanmar, Kamis siang, 7 September 2017. Mereka mengecam pembunuhan yang terjadi di Rakhine, Myanmar, terhadap etnis Rohingya.
“Kami sudah menginstruksikan semua cabang KAMMI di berbagai daerah, mulai cabang Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, hingga Surabaya,” kata koordinator lapangan unjuk rasa untuk Rohingya, Bayu Anggara, saat dihubungi Tempo di Jakarta, Kamis. “Untuk Jabodetabek dipusatkan di Jakarta, walaupun akan ramai, kami pastikan ini tetap aksi damai.”
Baca juga: Dikepung Aksi Bela Rohingya, Staf Kedubes Myanmar Bingung Pulang
Sejumlah unjuk rasa merespons tragedi kemanusiaan di Myanmar terus digelar. Pada Sabtu, 2 September 2017, kelompok masyarakat yang menamakan diri Masyarakat Profesional bagi Kemanusiaan Rohingya berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar. Lalu, pada Selasa, 5 September, aksi digelar kelompok masyarakat yang menamakan diri Aliansi Anak Bangsa untuk Kemanusiaan dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia.
Bayu mengatakan khusus untuk Jakarta, pengunjuk rasa berjumlah 200 orang. “Rencana awal itu titik kumpulnya di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, tapi karena tidak diizinkan Kepolisian Daerah Metro Jaya, akhirnya titik kumpul digeser ke Taman Menteng, Jakarta Pusat,” ucapnya. Massa unjuk rasa, ucap dia, akan memulai aksi pada pukul 14.00 WIB.
Dari Taman Menteng, kata Bayu, massa unjuk rasa akan melakukan long march ke depan Kedutaan Besar Myanmar, Jalan H Agus Salim, Jakarta Pusat. “Kalau massa masih kuat, akan dilanjutkan lagi ke depan gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan,” katanya.
Ketua Umum PP KAMMI Kartika Nur Rakhman mengatakan tragedi di Rakhine merupakan kejahatan luar biasa yang harus segera dihentikan masyarakat internasional. “Apa yang terjadi di sana merupakan tahapan menuju genosida etnis Rohingya, atas laporan dari International State Crime Initiative (ISCI) Queen Mary University of London,” ujarnya.
Rakhman berharap dunia internasional bisa terus memberi tekanan terhadap Myanmar agar pembunuhan terhadap warga Rohingya dihentikan. "PBB dan ASEAN harus punya solusi konkret terhadap konflik,” tuturnya.
Sumber: TEMPO