Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil di Pelabuhan Jetty Penyengat dan Pelantar 1 Kota Tanjungpinang

Diterbitkan oleh Admin pada Sabtu, 28 Desember 2019 23:10 WIB dengan kategori Suara Mahasiswa dan sudah 1.470 kali ditampilkan

KEPRI, -- Tanjungpinang (21/12), Mahasiswa Manajemen Sumberdya Periran kelompok 4 melakukan praktikum lapangan dengan Tema Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dengan lokasi praktikum di pelabuhan jetty penyengat dan plantar 1 tanjungpinang.


Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang besar dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang. Pemanfaatan potensi pulau-pulau kecil belum optimal akibat perhatian dan kebijakan pemerintah selama ini berorientasi ke darat. Terdapat kegiatan pengelolaan pulau-pulau kecil yang menarik di kota Tanjungpinang seperti  pelabuhan jetty penyengat dan pelantar I ada beberapa permasalahan yang terjadi seperti “kurangnya air bersih yang terdapat pada wc umum di pelabuhan jetty biasanya mitra mendapatkan air dari tampungan air hujan saja, kemudian kurangnya lahan parkir, Sehingga pengunjung memparkirkan kendaraan roda dua di sepanjang trotoar jalan pelabuhan mengakibatkan dapat mengganggu aktivitas pengunjung di sepanjang jalan” Tutur bapak Ishak.

Hingga saat ini lokasi parkir yang berada di pelabuhan penyengan masih milik pribadi warga disekitar, dengan adanya parkir yang dibangun oleh pemerintah, Harapan masyarakat  kepada pemerintah dengan membangunya parkir tersebut supaya dapat membantu pemutaran ekonomi masyarakat kota tanjungpinang asli jangan lahan kita dikuasai oleh orang asing” Tutur bapak Ishak. 


Pelabuhan jetty penyengat memiliki boat yang bertujuan ke pulau penyengat, senggarang dll.  Boat atau motor yang biasa digunakan rata-rata milik pribadi, hanya sekitar 10 buah boat atau motor bantuan dari pemerintah” tutur bapak Ishak. 

Setiap boat sudah terdapat life jacket untuk keselamatan penumpang. Saat cuaca buruk operasi akan dihentikan sampai cuaca mulai membaik. Selain itu, permasalahan lainnya yaitu “Boat untuk anak sekolah masih kurang, karena pada saat ini hanya mendapat  bantuan 1 boat saja, sehingga dilakukan 2 kali penjeputan, sedangkan anak sekolahan yang begitu ramai dan jumlah yang semakin bertambah. 

Perlunya perhatian Pemerintah terhadap kekurangan yang ada dipelabuhan jetty penyengat karna  hingga saat “pemerintah hanya turun untuk mengukur pelabuhan dan hanya minta laporan tamu yang melakukan penyebrangan ke pulau penyengat”. Tutur bapak Ishak.

selanjutnya pengelolaan yang masih kurang hingga harus diperhatikan kembali yang terdapat di Pelantar I. setelah dilakukanya pengamatan praktikum lapangan tedapat beberapa isu seperti  kegiatan transportasi antar penumpang dari senggarang ke Kampung Bugis begitu juga sebaliknya, yang kadaanya masih minim, dengan tidak adanya life jacket, tidak adanya penanggung jawab jika terjadi kecelakaan. Dan  fasilitas umum yang masih kurang seperti toilet (WC), mushola, dan tempat parkir. Di sekitar perairan pelantar I juga masih terdapat sampah berserakan. Sampah ini berasal dari aktivitas masyarakat di sekitar tepi laut. Hal ini “dikarenakan kurangnya kesadaran masayarkat,” ujar bapak Erwin. Pak Erwin berkata perlunya perbaikan pelantar I dengan memberikan pagar di sepanjang pelantar I untuk demi keselamatan, dan juga perlu adanya fasilitas umum.


Penulis : Husna Anisa, dkk