Area Pedestarian Bandara RHF Menjadi Icon Tanjungpinang
Nama : Andi Wahyu Syahputra
Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang
Infrastruktur secara umum mencakup semua struktur dan fasilitas dasar, baik fisik maupun sosial, seperti jalan, sumber listrik, bangunan, dan lainnya yang diperlukan untuk berfungsinya masyarakat dan kegiatan komersial.
Infrastruktur adalah istilah yang mengacu pada pembangunan fisik fasilitas umum seperti jalan, pelabuhan, sekolah, rumah sakit, pembuangan limbah, kebutuhan air, bandara dan lain-lain. Selain itu, infrastruktur juga dapat merujuk pada hal-hal teknis seperti menunjang kegiatan perekonomian melalui penyediaan jalur transportasi, distribusi barang dan jasa, dan lain-lain.
Infrastruktur khususnya di Kota Tanjungpinang semakin berkembang dan membaik setiap tahunnya. Efektivitas pemerintah dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Kota Tanjungpinang juga patut diacungi jempol.
Selain itu, kemajuan infrastruktur di Kota Tanjungpinang berdampak positif pada masyarakatnya dengan meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup. Perkembangan infrastruktur di area Bandara Internasional RHF saat ini adalah yang paling dinikmati.
Dikutip dari kepri.bpk.go.id, Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang menjadi tujuan wisata setelah selesainya renovasi dan area pedestarian di pintu gerbang bandar udara ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Pembangunan infrastruktur tersebut dapat menjadikannya sebagai destinasi wisata dan simbol kota Tanjungpinang, khususnya bagi mereka yang melakukan perjalanan udara dari Bandara Internasional RHF, yang pasti akan terlihat kawasan pedestarian. Pembangunan infrastruktur tidak hanya berhenti di Replika Bulang Linggi saja, ada juga pengembangan seperti pengaspalan jalan baru, simbol dan nama kabupaten dan kota di Kepulauan Riau, baliho, tempat duduk, dan lampu hias yang menerangi kawasan pejalan kaki di malam hari.
Perkembangan kawasan pejalan kaki ini juga sangat menyenangkan bagi wisatawan dan masyarakat sekitar, kawasan tersebut juga dimanfaatkan masyarakat sebagai kawasan jogging. Kawasan ini juga sering dijadikan tempat untuk berlatih olah raga seperti senam pagi, karate, sepatu roda, dan lain-lain.
Untuk kawasan pejalan kaki ini, pemerintah juga melestarikan berbagai jenis pohon termasuk pohon pinang yang menjadi latar belakang Kota Tanjungpinang.
Kawasan pedestarian ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kenyamanan dan kualitas Kota Tanjungpinang, tetapi juga menjadi mata pencaharian banyak pedagang UMKM yang berjualan di sini dari sore hingga malam hari, terutama di akhir pekan dan waktu memperingati tanggal merah. Para pedagang UMKM menganggap kawasan pejalan kaki sebagai tempat mereka mencari nafkah karena banyak wisatawan atau warga yang sering berkunjung ke sana.
Tidak hanya para pedagang UMKM, banyak warung, cafe yang mulai berbisnis di kawasan pejalan kaki, namun kawasan tempat tinggal masyarakat pun semakin padat penduduknya atau overcrowded, sehingga turut meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat didaerah pedestarian ini.