Mengevaluasi Interpretasi Makna Sanksi Pada Kinerja

Diterbitkan oleh Redaksi pada Rabu, 18 Oktober 2023 09:13 WIB dengan kategori Opini Suara Mahasiswa dan sudah 294 kali ditampilkan

Opini: Silvia Fitriani

Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang

 

Dalam dunia kerja, sangat penting memiliki lingkungan kerja kondusif dan hubungan yang positif antar karyawan agar dapat memberikan kinerja yang maksimal demi tercapainya visi perusahaan. Karyawan pun tidak akan ragu untuk melibatkan diri dalam setiap perencanaan perusahaan karena mereka memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi dalam mengemban tugas yang diberikan. Namun, hal itu tentunya tidak luput oleh tantangan yang terkadang tidak sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan. Salah satu dari tantangan tersebut ialah pemberian sanksi kepada karyawan yang telah melanggar peraturan atau tidak memenuhi target yang hendak dicapai perusahaan.

Sanksi terhadap kinerja karyawan adalah tindakan yang diambil oleh manajemen atau atasan terhadap karyawan yang tidak memenuhi atau melanggar standar kinerja atau peraturan perusahaan. Tujuan dari sanksi terhadap kinerja karyawan adalah agar dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka dan memastikan bahwa aturan dan kebijakan perusahaan diikuti dengan benar. Adapun jenis sanksi yang diberikan berupa peringatan lisan, peringatan tertulis, sanksi disipliner, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), serta pengurangan bonus atau insentif.

Sanksi yang diberikan terhadap kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dapat memiliki berbagai dampak positif guna terus mengembangkan motivasi karyawan agar visi perusahaan dapat tercapai. Berbagai dampak positifnya ialah untuk meningkatan kinerja karyawan, patuh terhadap aturan perusahaan serta dapat menyadarkan karyawan akan kesalahan yang telah dilakukan dan berkomitmen untuk memperbaiki knerja mereka di masa medatang.

Namun, apakah sanksi akan terus memberikan pengaruh positif terhadap hasil kinerja karyawan?

Menurut Forbes, sanksi cenderung menciptakan ketidaknyamanan pada karyawan dan dapat mengurangi motivasi mereka untuk meningkatkan kinerja. Sanksi juga cenderung memberikan perbaikan sementara tanpa mengatasi akar permasalahan yang mendasari. Sebagai akibatnya, karyawan yang mendapat sanksi sering hanya berfokus pada mencapai target yang ditetapkan oleh atasan, tanpa upaya yang komprehensif untuk mengembangkan kinerja mereka dan tumbuh sebagai profesional.

Sebagai preferensi, perusahaan seharusnya lebih menekankan pemberian umpan balik yang konstruktif dan membangun budaya kerja positif dan kolaboratif. Memberikan umpan balik berfokus pada perbaikan dapat memperkuat perilaku yang diinginkan dan membantu mengoreksi perilaku yang tidak diinginkan. Budaya kerja yang positif juga memberikan dukungan sosial kepada karyawan, membuat mereka merasa dihargai dan diakui, yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi dan kinerja.

Selain itu, pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan yang mencapai kinerja yang baik dapat menjadi alternatif yang efektif. Program semacam ini dapat memberikan motivasi yang lebih tinggi kepada karyawan dan membuat mereka merasa dihargai.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengelola sanksi dengan adil dan konsisten, serta memastikan bahwa prosedur dan kebijakan perusahaan diikuti dengan baik. Selain itu, memberikan umpan balik yang konstruktif dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka adalah kunci untuk menghindari dampak negatif yang dapat merugikan baik karyawan maupun perusahaan. Sistem sanksi harus dikelola dengan adil dan transparan agar menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Keselarasan antara sanksi dan tingkat pelanggaran karyawan juga perlu diperhatikan, sehingga tindakan yang diambil sesuai dengan tingkat seriusnya masalah kinerja.