Resiko Performance Gap Di Dalam Perusahaan

Diterbitkan oleh Saiful Karama pada Rabu, 18 Oktober 2023 19:05 WIB dengan kategori Opini Suara Mahasiswa dan sudah 230 kali ditampilkan

Opini: Desti Mirawati

Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang

Performance Gap atau kesenjangan kinerja adalah perbedaan antara kinerja karyawan saat ini dengan kinerja yang diinginkan. Sederhananya, seorang karyawan memiliki kesenjangan kinerja ketika mereka harus melakukan tugas tertentu dalam perannya, namun mereka tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Salah satu contohnya ketika seorang karyawan harus terus memeriksa email mereka, namun tidak tahu bagaimana caranya.

Sering digunakan sebagai bagian dari proses manajemen kinerja, kesenjangan kinerja adalah hasil dari kurangnya pengetahuan, keahlian, atau keterampilan di bidang tertentu yang berkaitan dengan peran karyawan. Kesenjangan kinerja dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti seorang karyawan tidak mengetahui ekspektasi dari peran mereka bahkan seorang karyawan tidak memiliki alat yang diperlukan (misalnya perangkat lunak, akses internet, peralatan) untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan. Namun, salah satu penyebab paling umum dari kesenjangan kinerja ialah kurangnya penjelasan.

Meskipun banyak nasihat untuk menetapkan tujuan dan harapan yang jelas sejak hari pertama, banyak karyawan merasa tidak tahu apa-apa tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat kerja. Karyawan tidak dapat memenuhi standar kinerja jika mereka tidak mengetahuinya.

Performance gap dapat timbul dalam berbagai situasi, termasuk:

1. Individu vs. Target Kinerja

Pada tingkat individu, performance gap muncul ketika karyawan tidak mencapai atau melebihi target kinerja yang ditetapkan. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan sumber daya, kurangnya keterampilan atau pengetahuan, atau kendala lainnya.

2. Perusahaan vs. Kinerja Industri

Perusahaan mungkin memiliki performance gap jika kinerjanya di bawah rata-rata dalam industri atau jika target yang ditetapkan oleh pemangku kepentingan seperti pemegang saham tidak terpenuhi.

3. Tujuan Strategis vs. Realisasi

Organisasi mungkin memiliki performance gap jika tujuan strategis yang telah ditetapkan tidak tercapai. Ini bisa mencakup pencapaian pertumbuhan pendapatan, keuntungan, atau ekspansi pasar.

4. Karyawan vs. Peran atau Tanggung Jawab

Performance gap juga dapat muncul jika seorang karyawan tidak memenuhi harapan dalam peran atau tanggung jawab mereka. Mereka mungkin kurang produktif, tidak memenuhi tenggat waktu, atau tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Untuk mengatasi performance gap, adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara:

5. Analisis

Identifikasi penyebab performance gap. Apakah itu karena kurangnya keterampilan, peralatan yang tidak memadai, atau masalah lainnya?

6. Perencanaan

Setelah penyebab gap diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah merencanakan bagaimana akan menguranginya atau menghilangkannya. Ini mungkin melibatkan pelatihan, pengadaan sumber daya tambahan, perubahan proses, atau perbaikan lainnya.

7. Tindakan

Langkah-langkah yang direncanakan harus diimplementasikan. Ini termasuk memberikan pelatihan kepada karyawan, mengatur prioritas proyek-proyek strategis, atau membuat perubahan yang diperlukan dalam operasi.

8. Evaluasi

Setelah tindakan diambil, kinerja harus dievaluasi secara berkala untuk melihat apakah performance gap telah berkurang atau hilang sepenuhnya. Evaluasi ini memungkinkan organisasi untuk mengukur keberhasilan upaya perbaikan dan menyesuaikan tindakan jika diperlukan.

Performance gap adalah konsep penting dalam manajemen kinerja karena membantu organisasi mengidentifikasi ketidakcocokan antara hasil yang diharapkan dan yang dicapai, sehingga mereka dapat mengambil tindakan perbaikan yang tepat untuk mencapai tujuan mereka. Sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi performance gap karena mereka dapat menghambat kemajuan dan keberhasilan individu atau organisasi. Langkah-langkah perbaikan yang sesuai seperti pelatihan, perubahan proses, alokasi sumber daya tambahan, atau perubahan strategi mungkin diperlukan untuk mengurangi atau menghilangkan performance gap. Evaluasi berkala dan perencanaan yang tepat juga diperlukan untuk memastikan kinerja mendekati atau mencapai tingkat yang diharapkan.