Kritik terhadap Kinerja Dinas Pendidikan, Sekolah, dan Kepolisian dalam Penanganan Balap Liar di Kota Batam
Diky Firmansyah
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) Batam
OPINI - Fenomena balapan liar di jalan raya Kota Batam, terutama pada malam minggu, menjadi perhatian serius yang menuntut respons dan tindakan nyata dari berbagai pihak terkait. Pada dasarnya, kegiatan balap liar bukan hanya merupakan pelanggaran hukum, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan publik, terutama melibatkan pelajar di tengah kegiatan yang seharusnya bersifat positif, seperti pendidikan.
1. Kinerja Dinas Pendidikan: Menilai Efektivitas Imbauan dan Pendidikan Karakter
Tanggung jawab Dinas Pendidikan (Disdik) dalam menanggapi fenomena balap liar yang melibatkan pelajar sangatlah penting. Kadisdik Kota Batam, Tri Wahyu, memberikan imbauan kepada pelajar dan orang tua siswa untuk menghindari balap liar. Meskipun langkah ini positif, namun efektivitasnya perlu dinilai.
Imbauan tersebut merupakan langkah awal yang baik, namun penting untuk melihat sejauh mana imbauan tersebut dapat merubah perilaku pelajar. Pendidikan karakter yang ditanamkan di sekolah perlu memiliki dampak yang lebih nyata dalam menanamkan nilai-nilai keselamatan dan kedisiplinan di kalangan pelajar.
Disarankan agar Disdik tidak hanya mengandalkan imbauan verbal, tetapi juga mengintensifkan program pembelajaran tentang keselamatan berlalu lintas, etika bertransportasi, dan dampak negatif dari perilaku balap liar. Pemantauan terhadap perkembangan perilaku pelajar secara aktif juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai positif yang diajarkan di sekolah tercermin dalam perilaku sehari-hari mereka.
2. Keterlibatan Sekolah dalam Pemantauan dan Pendidikan Karakter
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal juga memiliki peran besar dalam memastikan bahwa siswa memahami konsekuensi dari perilaku balap liar. Sejauh mana sekolah terlibat dalam pemantauan dan pembentukan karakter siswa akan sangat memengaruhi dampak positif dari imbauan Kadisdik.
Sekolah perlu memperkuat peran pembinaan karakter siswa di luar kegiatan akademis. Program ekstrakurikuler yang fokus pada pengembangan karakter, seperti klub keselamatan berlalu lintas atau program mentoring, dapat menjadi solusi efektif untuk menciptakan kesadaran dan tanggung jawab di antara siswa. Selain itu, peran guru pembimbing dan konselor sekolah sangat penting dalam mendeteksi potensi keterlibatan siswa dalam aktivitas berbahaya dan memberikan pendekatan pencegahan yang tepat.
3. Kinerja Kepolisian: Evaluasi Patroli Cipta Kondisi dan Tindakan Hukum
Peran kepolisian, dalam hal ini Kapolsek Batam Kota AKP Sudirman, merupakan elemen penting dalam menanggapi kegiatan balap liar. Meningkatkan patroli Cipta Kondisi di wilayah tertentu merupakan langkah positif, namun evaluasi terhadap efektivitas patroli dan tindakan hukum yang diambil perlu diperhatikan.
Penting untuk memastikan bahwa patroli tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga memberikan dampak secara konkret terhadap penanganan balap liar. Hal ini dapat melibatkan peningkatan jumlah dan penempatan patroli di lokasi-lokasi yang sering menjadi tempat kegiatan balap liar.
Sanksi hukum yang dijatuhkan perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain itu, upaya lebih lanjut dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pelajar dan masyarakat secara umum mengenai dampak negatif dari balap liar, termasuk potensi konsekuensi hukum yang serius.
4. Peran Orang Tua: Peningkatan Pengawasan dan Pendidikan Keselamatan
Orang tua memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Imbauan dan peringatan dari Kadisdik juga ditujukan kepada orang tua agar lebih aktif mengawasi dan mendidik anak-anak mereka terkait keselamatan berlalu lintas.
Namun, perlu ditanyakan sejauh mana orang tua benar-benar terlibat dalam pengawasan dan pembinaan anak-anak mereka terkait hal ini. Disarankan agar kepolisian bersinergi dengan sekolah dan Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan program pendidikan keselamatan berlalu lintas yang melibatkan orang tua secara aktif. Meningkatkan kesadaran orang tua tentang risiko dan konsekuensi dari balap liar akan menjadi langkah penting untuk menciptakan pemahaman yang lebih luas di masyarakat.
5. Kolaborasi Antarinstansi: Integrasi Upaya Penanganan
Manajemen kinerja yang efektif dalam menangani fenomena balap liar membutuhkan kolaborasi yang baik antara Dinas Pendidikan, sekolah, kepolisian, dan komunitas. Penanganan ini tidak dapat dilakukan secara terpisah, melainkan harus melibatkan semua pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab.
Keseluruhan upaya penanganan perlu diintegrasikan dan dilakukan secara terkoordinasi. Ini melibatkan pertukaran informasi antarinstansi, pertemuan rutin untuk evaluasi, dan pembentukan tim kerja bersama yang melibatkan semua pihak terkait. Dengan demikian, dapat tercipta sinergi yang lebih kuat untuk merubah perilaku pelajar dan masyarakat terkait balap liar.
Dalam kesimpulan, fenomena balap liar di jalan raya Kota Batam memerlukan respons dan tindakan serius dari berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan, sekolah, dan kepolisian. Evaluasi terhadap efektivitas imbauan, peran sekolah dalam pembinaan karakter, kinerja kepolisian dalam penanganan, peran orang tua, dan kolaborasi antarinstansi perlu terus diperhatikan dan ditingkatkan untuk menciptakan perubahan yang positif dalam perilaku pelajar dan masyarakat.
Dibuat berdasarkan berita: https://www.batamnews.co.id/berita-107538-disdik-batam-imbau-orang-tua-awasi-anak-hindari-balap-liar.html