Manajemen Kinerja Terhadap Peredaran Barang Ilegal di Batam: Kritik dan Solusi Menuju Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Frisca Amelia
Mahasiswa STEBI Batam
OPINI - Pemusnahan Barang Milik Negara (BMN) senilai Rp7,9 miliar oleh Bea Cukai Batam membawa kita pada refleksi mendalam terkait manajemen kinerja dalam menanggulangi peredaran barang ilegal. Dalam opini ini, kita akan mengkritisi langkah-langkah yang telah diambil dan menyajikan solusi konkret untuk meningkatkan efektivitas penanganan kasus serupa di masa depan.
Sejumlah aspek manajemen kinerja perlu dievaluasi untuk memahami kegagalan dan memperbaiki sistem yang sudah ada.
1. Pengawasan dan Deteksi yang Tidak Optimal
Langkah pertama yang patut dikritisi adalah kurang optimalnya pengawasan dan deteksi. Meskipun pemusnahan barang ilegal dilakukan sebagai bentuk komitmen Bea Cukai Batam, pertanyaannya adalah mengapa barang-barang tersebut dapat masuk ke dalam wilayah Batam tanpa terdeteksi sebelumnya.
Peningkatan dalam sistem pengawasan dan penggunaan teknologi canggih seperti pemindai barang yang lebih akurat dan sistem pemantauan yang lebih efisien menjadi solusi yang perlu diimplementasikan. Sistem ini harus dapat mendeteksi barang-barang ilegal dengan cepat dan mengidentifikasi calon penyelundup.
2. Rendahnya Efektivitas Pemeriksaan dan Verifikasi
Kritik kedua terhadap manajemen kinerja adalah efektivitas pemeriksaan dan verifikasi yang rendah. Dalam kasus ini, barang-barang ilegal berasal dari Barang Tidak Dikuasai (BTD) dan Barang Dikuasai Negara (BDN). Seharusnya, pemeriksaan dan verifikasi pada awalnya dapat mengidentifikasi potensi masalah.
Peningkatan dalam pelatihan petugas, terutama dalam pemahaman mendalam tentang barang-barang yang harus diperiksa dengan lebih cermat, menjadi langkah yang penting. Penambahan petugas yang terlatih dan fasilitas pemeriksaan yang lebih baik juga perlu dipertimbangkan.
3. Peran Teknologi dalam Pemantauan dan Identifikasi
Sistem pengawasan dan deteksi perlu didukung oleh teknologi yang mampu memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat. Dalam era digital, solusi yang melibatkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan analisis data dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam mengidentifikasi pola penyelundupan.
Investasi dalam teknologi ini, meskipun memerlukan anggaran, dapat menjadi solusi jangka panjang yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan dalam mencegah peredaran barang ilegal.
4. Kolaborasi dan Sinergi antar Instansi
Manajemen kinerja yang baik membutuhkan kolaborasi dan sinergi antar instansi terkait. Dalam pernyataan Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Rizal, disebutkan bahwa kegiatan pemusnahan merupakan hasil sinergi dan kolaborasi antar instansi. Namun, penting untuk memastikan bahwa kolaborasi ini berjalan secara efektif dan efisien.
Forum yang lebih terstruktur dan berkesinambungan antara Bea Cukai, kepolisian, dan instansi terkait lainnya perlu dibentuk. Pembaruan dalam protokol komunikasi dan pertukaran informasi dapat memastikan bahwa setiap instansi memiliki pemahaman yang holistik tentang potensi ancaman dan praktik penyelundupan.
Beberapa solusi terarah perlu dicoba agar permasalah seperti ini bisa ditanggulangi lebih efektiv:
1. Peningkatan Pelatihan dan Pendidikan
Peningkatan pelatihan petugas Bea Cukai Batam menjadi prioritas utama. Pelatihan ini tidak hanya mencakup identifikasi barang ilegal, tetapi juga pemahaman mendalam tentang teknologi terkini dan taktik penyelundupan yang terus berkembang. Semakin terlatihnya petugas akan memberikan efek positif dalam mendeteksi dan mencegah peredaran barang ileg
2. Investasi dalam Teknologi Canggih
Pemerintah, khususnya Bea Cukai Batam, perlu melakukan investasi yang signifikan dalam teknologi canggih. Ini mencakup pemindai barang yang lebih canggih, sistem pemantauan berbasis kecerdasan buatan, dan perangkat teknologi lainnya yang dapat membantu dalam mendeteksi penyelundupan barang dengan lebih akurat.
3. Revitalisasi Sistem Pemeriksaan dan Verifikasi:
Peningkatan dalam sistem pemeriksaan dan verifikasi menjadi suatu keharusan. Lebih banyak petugas yang terlatih, fasilitas pemeriksaan yang ditingkatkan, dan prosedur verifikasi yang lebih cermat dapat menjadi solusi konkret untuk menghindari masuknya barang-barang ilegal.
4. Pembentukan Forum Kolaborasi
Pembentukan forum kolaborasi antar instansi adalah langkah strategis. Forum ini dapat berfungsi sebagai wadah bagi berbagai pihak terkait untuk berbagi informasi, strategi, dan pengalaman dalam menangani peredaran barang ilegal. Kerja sama yang lebih erat dapat mempercepat respon terhadap ancaman dan memberikan keberlanjutan dalam penanganan kasus.
5. Edukasi Masyarakat
Selain upaya pencegahan dari sisi penegakan hukum, edukasi masyarakat juga menjadi solusi penting. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif peredaran barang ilegal dapat membantu menciptakan lingkungan yang tidak mendukung praktik tersebut. Program edukasi melalui media massa, sosial, dan kerjasama dengan komunitas lokal dapat membentuk pemahaman bersama tentang urgensi menghindari pembelian atau penyebaran barang ilegal.
Kesimpulannya, manajemen kinerja Bea Cukai Batam dalam menanggulangi peredaran barang ilegal memerlukan kritik konstruktif dan solusi terarah. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sejahtera, peningkatan pelatihan, investasi teknologi, revitalisasi sistem pemeriksaan, kolaborasi antar instansi, dan edukasi masyarakat menjadi langkah-langkah kunci. Dengan implementasi solusi ini, diharapkan Bea Cukai Batam dapat memperkuat peranannya dalam melindungi masyarakat dari ancaman barang ilegal.