Kapal Bantuan Gaza Diserbu Pasukan Israel, Greta Thunberg Hilang Kontak

Diterbitkan oleh Redaksi pada Selasa, 10 Juni 2025 06:34 WIB dengan kategori Headline Internasional dan sudah 197 kali ditampilkan

PALESTINA - TERKININEWS.COM - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, bersama 11 aktivis dan seorang jurnalis, dilaporkan telah diculik oleh pasukan militer Israel dalam sebuah operasi militer di perairan internasional, Senin dini hari (9/6). Insiden ini terjadi saat kapal layar Madleen, bagian dari misi Freedom Flotilla Coalition (FFC), hendak mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang masih terblokade.

Kronologi Penangkapan

Sekitar pukul 01.17 dini hari waktu setempat, kapal Madleen mendekati perairan Gaza dan kru kapal menyalakan alarm. Tak lama berselang, pukul 02.00, pasukan elite angkatan laut Israel, Shayetet 13, menaiki kapal dan memaksa seluruh penumpang menyerah. Kontak komunikasi kapal sempat terputus, diduga akibat sabotase sinyal oleh militer Israel.

FFC kemudian membagikan video dari dalam kapal yang menunjukkan para aktivis duduk mengenakan jaket pelampung dengan tangan terangkat. Dalam rekaman terpisah, Greta Thunberg menyampaikan pesan darurat:

“Kami dicegat dan diculik oleh tentara Israel di perairan internasional. Saya minta semua pihak mendesak pemerintah Swedia agar membebaskan kami,” ujar Thunberg.

Respons Internasional

Pemerintah Swedia langsung menghubungi otoritas Israel di Tel Aviv dan menyatakan memantau perkembangan kasus ini dengan serius.

“Kami akan memberikan bantuan konsuler bila diperlukan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Swedia.

Israel membenarkan telah menyita kapal Madleen dan membawa seluruh penumpang ke Pelabuhan Ashdod. Namun, mereka menuduh misi tersebut sebagai "provokasi media" dan mengklaim akan tetap menyalurkan bantuan ke Gaza lewat saluran resmi.

Kecaman Global dan Ketegangan Diplomatik

Langkah Israel ini memicu kemarahan internasional. Iran mengecam keras tindakan tersebut, menyebutnya sebagai "pembajakan dan penculikan" atas warga sipil dalam misi damai. Protes juga bermunculan di berbagai belahan dunia, menyerukan pembebasan para aktivis dan mengkritik keras Israel yang kembali melanggar hukum internasional.