Lempeng Sagu, Pangan Sehat yang Mulai Diperkenalkan Bupati Lingga

Diterbitkan oleh Redaksi pada Senin, 23 Mei 2016 09:07 WIB dengan kategori Lingga dan sudah 1.427 kali ditampilkan


“Ini Lempeng Sagu. Makanan khas masyarakat Lingga yang wajib disuguhkan kepada para tamu yang berkunjung ke daerah ini,” ungkap Bupati Lingga yang akrab disapa Awe itu, saat menjamu Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementerian Pertanian, Prasetyo Nuchsin di Gedung Daerah, Daik Lingga, Jumat, (20/5/2016).
 
Seminggu sebelumnya, makanan khas yang rendah glikemik itu, juga disuguhkan Bupati Lingga kepada tamunya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dipimpin oleh Deputi Bidang Jasa Ilmiah, Prof. Dr. Bambang Subiyanto.
 
“Ini sebagai salah satu bentuk komitmen kami dalam mengangkat potensi pangan lokal, khusunya yang berbasis sagu. Selama saya menjadi bupati, menu Lempeng Sagu ini wajib disajikan kepada tamu yang berkunjung di gedung daerah,” tegasnya.
 
Sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini, kata Awe, keberadaan tanaman penghasil karbokhidrat itu, mestinya menjadi penguat ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat Lingga.
 
“Ini salah satu potensi unggulan Lingga yang harus kita kembangkan. Insya Allah, akhir bulan ini kita sudah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr. Unggul Priyanto, terkait kerjasama teknologi pengolahan sagu ini di Lingga,” bebernya.  
 
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lingga memiliki potensi tanaman sagu seluas sekitar 2.700 hektar. Tanaman yang tumbuh secara alami sejak zaman kerajaan Riau Lingga itu, tersebar di 12 desa dengan jumlah tempat pengolahan sekitar 140 unit.
 
Jumlah produksi sagu Lingga saat ini sekitar 7.898 ton per tahun. Rinciannya, sagu kotor 7.038 ton, sagu bersih 620 ton dan sagu kering 240 ton per tahun. Sistem pengolahannya masih sangat tradisional, sehingga mutu, kualitas dan kuantitas produksinya masih kurang maksimal. ***