Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Oleh: Faizal Rianto, S.AP., MM., MPP
Dosen Program Studi Administrasi Publik - STISIPOL Raja Haji
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang berada dibawah minus dua (<-2) standar deviasi median standar pertumbuhan anak. Balita dengan kondisi stunting adalah termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi (Buletin Jendela Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, 2018).
Stunting masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia dengan angka prevalensi yang relatif tinggi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 24,4%. Jika data prevalensi stunting tersebut disajikan per provinsi, maka, didapatkan angka prevalensi stunting Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 17,6%. Tidak heran jika kemudian Provinsi Kepulauan Riau menjadi salah satu provinsi yang memiliki masalah gizi dengan kategori akut (stunted <20% dan wasted ≥5%) pada SSGI tahun 2021. Daerah kabupaten/kota yang memiliki angka prevalensi stunting ≥20% di Provinsi Kepulauan Riau adalah Kabupaten Lingga (25,4%), Kabupaten Kepulauan Anambas (21,7%), dan Kabupaten Bintan (20%). Sementara Kota Tanjungpinang (18,8%), Kabupaten Natuna (17,8%), Kabupaten Karimun (17,6%), dan Kota Batam (17,5%) memiliki angka prevalensi stunting <20%.
Tingginya angka prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan masih rendahnya kualitas status gizi balita serta mengindikasikan masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan stunting di daerah kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau. Untuk mencegah peningkatan serta untuk menurunkan angka prevalensi stunting, maka, diperlukan upaya-upaya pencegahan dan penurunan yang serius dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Namun begitu, inisiatif dalam pencegahan peningkatan dan penurunan angka prevalensi stunting tentunya tidak harus datang hanya dari pemerintah daerah saja. Inisiatif tersebut juga dapat muncul dari perguruan tinggi yang peduli terhadap tingginya angka prevalensi stunting. Dalam hal ini, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pencegahan peningkatan dan percepatan penurunan angka prevalensi stunting. Perguruan tinggi dapat mengisi peran strategis tersebut melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan salah satu bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Perguruan tinggi juga dapat berpartisipasi bersama elemen-elemen masyarakat dalam kegiatan pengabdian melalui aksi sosialisasi serta edukasi secara langsung kepada masyarakat luas. Sosialisasi dan edukasi yang diberikan, misalnya, dapat berbentuk sosialiasi terhadap manfaat pemenuhan gizi balita dalam mencegah stunting, edukasi terhadap resiko serta bahaya stunting pada balita, atau dengan tema-tema pencegahan dan penurunan stunting lainnya.
Sebagai gambaran bentuk perwujudan tri dharma perguruan tinggi dan sebagai bentuk partisipasi dalam mencegah peningkatan angka prevalensi stunting, mahasiswa dan akademisi STISIPOL Raja Haji ikut berperan serta dalam kegiatan sosialiasi di Desa Duara, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga. Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap stunting serta cara-cara pencegahan stunting. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut, STISIPOL Raja Haji berkolaborasi bersama pihak pemerintah desa, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), puskesmas, dan elemen-elemen masyarakat lainnya, dan hal tersebut menjadi kunci atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut. Melalui kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat diharapkan akan mendapatkan pengetahuan tentang stunting, serta dapat terdorong untuk berperan secara aktif dalam mencegah terjadinya kasus stunting disekitar wilayahnya sejak dini.