TMMD Reg 118 Kodim Kendal Membuka Akses Membangun Purwogondo Menuju Desa Mandiri

Diterbitkan oleh Suroto pada Rabu, 18 Oktober 2023 18:12 WIB dengan kategori Headline Nasional dan sudah 670 kali ditampilkan

KENDAL - JATENG

KENDAL – Pagi itu Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, menawarkan pesona sejuknya. Hutan jati dengan batang yang kokoh, menjulang, membelah jalanan, berkelok naik turun bukit, mempertontonkan keindahan.

Sayang, rimbun hutan, juga sisa embun pagi itu seakan tidak meninggalkan sisa dinginnya. Semakin siang, panas mentari terasa menyengat, menguras keringat. Tetes demi tetes mengucur deras membasahi seragam loreng puluhan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalan Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)  ke-118 Kodim 0715/Kendal.

Lelah pun mulai merapat, namun rasa itu disingkirkan jauh-jauh dari benak sang prajurit, manakala melihat Ahmad Muksin, pria renta berusia 70 tahun yang biasa disapa Mbah Muksin itu terlihat bersemangat membantu pengerjaan pengecoran jalan. Tangan-tangan keriputnya terlihat cekatan meratakan adonan material dari semen, pasir, dan batu koral yang ditumpahkan dari mesin pengaduk material atau biasa disebut molen.

Sementara jauh, di ujung jalan, Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD Kodim 0715/Kendal Letkol Inf Jenry Polii, S.Sos, menatap jalanan makadam yang kini telah terbeton. Sorot matanya menajam, menatap dari ujung hingga ke ujung dari arah berlawanan untuk memastikan tiada kesalahan dalam pengerjaan jalan bagian dari sasaran fisik TMMD ke-118 itu.  

Kini sorot tajam ini berubah, ada garis lengkung di wajahnya, dan garis itu semakin menguat menjadi senyuman. Target jalan sepanjang 1.200 meter kini tinggal puluhan meter saja. Ada kebanggan muncul tetiba memenuhi setiap rongga di dadanya. 

Kemudian lelaki dengan dua melati di pundak ini mempercepat langkahnya, mendekat ke Mbah Muksin. “Istirahat mbah, sampun (sudah) siang,” pintanya, sambal memiringkan tubuhnya sedikit ke depan, sebagai tanda hormat. “Tolong diantar Mbah Muksin pulang!” perintah pria yang juga menjabat Dandim 0715/Kendal ini.

Setelah Mbah Muksin hilang dari pandangan, Letkol Jenry mendekat ke prajurinya. “Ayo istirahat, ngopi-ngopi dulu,” ajaknya, yang langsung disambut teriakan kompak, “Siap Komandan!”.

Para prajurit ini, bersama warga lainya, berbaur, menyemut mendekat, mengitari Letkol Inf Jenry.  "Berikan pengabdian terbaik kepada masyarakat dengan berpegang teguh pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Terus beradaptasi dan kenali lingkungan sekitar dengan harapan program TMMD berjalan sukses dan lancar, Dan satu lagi, jaga kesehatan," tegasnya. 

Dan lagi-lagi dijawab dengan teriakan kompak, “Siap Komandan!”, membuat sang komandan melempar senyumnya lebih lebar. 

Kesehatan menjadi perhatian utama Jenry, mengingat di kondisinya jauh dari ibu kota Kabupaten, jalanan naik turun bukit, jalan setapak memotong, memutar desa terluar.

“Medannya pun sulit. Karena itu kita wanti-wanti anggota Satgas TMMD ini menjaga kesehatan. Beruntung pekerjaan yang berat itu terasa ringan karena warga pun bergantian, bergiliran membantu,” ungkapnya.

Jenry meyakini, dukungan dan respon baik dari masyarakat, semakin mempercepat keingininan untuk menjadikan Purwogondo menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera serta sejalan dengan pemerintah pusat, yaitu membangun wilayah dari pelosok pedesaan ataupun pinggiran.


Meningkatkan Ekonomi Warga

Jenry lantas menjelaskan, alasan dipilihnya lokasi di desa Purwogondo karena masyarakat sangat membutuhkan akses jalan yang memadahi untuk kepentingan ekonomi. “Harapanya dengan akses jalan yang memadahi warga akan dipermudah dalam transportasi, sehingga mampu menunjang kesejahteraan dan meningkatnya perekonomian masyarakat, dan juga sebagai upaya membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pemerataan pembangunan khususnya di kabupaten Kendal," tegasnya.

Senada Komandan Korem (Danrem) 073/Makutarama, Kolonel Inf Purnomosidi, SIP, MM, mengungkapkan, program TMMD ke-118 Kodim 0715/Kendal merupakan suatu program terpadu antara TNI dan Pemerintah Daerah yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan. Harapannya kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat.

"Selain itu, program TMMD juga sebagai upaya untuk mempererat kemanunggalan antara TNI dan rakyat agar semakin kuat. Dan itu dibuktikan dengan bekerja bersama-sama dalam pembangunan sarana dan prasarana yang ada di pelosok wilayah Kabupaten Kendal,” tegas Danrem.

Sementara itu, Bupati Kendal, Dico Ganinduto, B.Sc, mengapresiasi kegiatan TMMD yang merupakan dukungan nyata TNI kepada Pemerintah Daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan dan sangat dibutuhkan masyarakat. "Kami berharap sinergitas ini terus terjalin semakin baik, demi menggerakkan perekonomian serta semua sektor dalam bingkai NKRI", ujarnya. 

Selain itu, harap Dico, keberadaan TMMD mampu mewujudkan kabupaten Kendal yang handal, unggul, makmur, dan berkeadilan. “TMMD telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya semangat gotong royong membangun bangsa, semua bahu membahu memberikan sumbangan pikiran, ide, dan gagasan, tenaga, dan juga materi," harapnya.

TMMD lanjutnya dapat, memberikan kontribusi terhadap percepatan pencapaian target pembangunan melalui pemberdayaan ekonomi di daerah, demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan kemiskinan, serta menempatkan desa sebagai subjek pembangunan. 

“TMMD bukan semata-mata membangun sarana fisik bagi masyarakat, melainkan juga menumbuhkan semangat percaya diri agar mampu mengelola potensi yang dimiliki untuk kesiapsiagaan menghadapi setiap ancaman dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi”, tambahnya.


Kemanunggalan TNI-Rakyat

Terkait sinergi, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Widi Prasetijono memaparkan, TMMD ke-118 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah. Hal ini sejalan dengan tema kali ini, yakni "Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat".

TMMD lanjut Pangdam, sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, lembaga pemerintah daerah, serta segenap lapisan masyarakat, merupakan salah satu langkah nyata guna mengatasi berbagai permasalahan, seperti akses jalan transportasi yang belum ada atau belum layak, serta membantu penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.

 “TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau," jelasnya. 

Sementara Kepala Desa Purwogondo, Awida Chandra Kristawan, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membangun akses jalan di desanya melalui program TMMD kali ini. 

"Untuk kapasitas jalan sepanjang 1200 meter tersebut, belum mampu dianggarkan dari dana desa, karena masih banyak fasilitas lain yang membutuhkan pembangunan, jika kami anggarkan dari dana desa, maka anggarannya kana habis di pembangunan jalan tersebut. Mudah-mudahan dengan jalan yang dibangun ini ekonomi di desanya semakin bangkit",  menuju desa mandiri,” tandasnya. 


Sasaran Fisik  dan Non Fisik

Seperti diketahui, TMMD Reguler ke-118 Kodim 0715/Kendal digelar selama 30 hari, dari 20 September hingga 19 Oktober 2023, menelan anggaran Rp1,429 miliar dengan sasaran fisik, cor blok sepanjang 1200 meter, talut sandaran 200 meter, gorong-gorong, pos kampling 2 unit, rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak  9 unit.

Sementara sasaran non fisik berupa penyuluhan dan sosialisasi, di antaranya bela negara, wawasan kebangsaan, pelayanan kesehatan, pariwisata, Pendidikan, narkoba, penyuluhan pengelolaan sampah, pencegahan pernikahan usia dini, KB kesehatan, kegiatan PKK, pelayanan publik dan kependudukan, kamtibmas, program ketahanan pangan, penanganan stunting, serta posyandu, posbindu dan penyakit tidak menular, serta pengolahan sampah menggunakan mesin daur ulang sampah. 

Sedangkan sasaran non fisik tambahan, di antaranya, pembinaan keterampilan dan wira usaha, meliputi budidaya sapi, pembibitan iklan nila, dan wira usaha. Selanjutnya ada pengolahan sampah, penghijauan, kegiatan mengaji dan pembinaan rohani, pembuatan KTP, KIA, KK, dan akte. Juga bakti sosial donor darah, olah raga, anjang sana, serta bakti sosial kemasyarakatan, di antaranya pelayanan pengobatan gratis, pelayanan KB gratis, bantuan beras kepada masyarakat kurang mampu, bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu, pelayanan perpustakaan keliling, dan hiburan rakyat berupa kesenian budaya lokal.


Dampak Positif TMMD

Pembangunan akses jalan, mampu mendukung  percepatan  pembangunan  infrastruktur  guna meningkatkan  perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya keberadaan jalan akan menjadikan warga yang mayoritas petani akan mudah mengangkut hasil pertanian. 

Pembangunan talut dan gorong-gorong, agar masyarakatnya terhindarnya dari bahaya longsor karena hidup di daerah pegunungan. Begitupun adanya pos kampling akan meningkatkan keamanan desa. 

Rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.

Sosialisasi wawasan kebangsaan (wasbang) dan cegah tangkal radikalisme, dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme. Salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks. Sosialisasi ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menangkal radikalisme, sehingga tercipta situasi yang aman dan kondusif.

Pelayanan posbindu, KB kesehatan, sosialisasi stunting, diharapkan warga dapat mengetahui masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama terhadap anak, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Selain itu diharapkan masyarakat juga paham tips-tips apa saja untuk mencegah stunting pada anak.

Sosialisasi penanggulangan pernikahan dini, bertujuan untuk menekan dampak negatif pernikahan dini salah satunya anak akan kehilangan kehidupan masa kecil yang ceria. Yang secara otomatis putus sekolah, cepat dewasa, perkembangan kepribadian atau kejiwaan terhambat, kurang matang dalam berpikir, rawan pertengkaran hingga mengarah perceraian dan kehamilan dini dengan penuh risiko.

Sosialisasi keamanan dan ketertiban, merupakan salah satu upaya pembinaan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Penyuluhan Pengolahan Sampah, permasalahan sampah yang tidak terorganisir dengan baik menjadi biang masalah kesehatan lingkungan. Bersama Satgas TMMD  ke-118 melakukan inovasi pengolahan sampah, dengan harapan lingkungan menjadi bersih dan sehat, selain dari pengolahan ini mampu meningkatkan ekonomi bagi warga. Bekerjasama dengan PT Humindo Mega Pratama Satgas TMMD menghadirkan alat pengolahan sampah bernama Monster Dalang (Daur Ulang) yang dapat mengolah berbagai jenis sampah seperti plastik, pampers, aluminium foil, dan pembalut menjadi bahan material yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. Kelebihan lain alat ini mampu memilah dan mengolah sampah residu, dapat memilah sampah organik dan anorganik, dimana sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sementara sampah anorganik bisa diolah menjadi balok menyerupai kayu yang bisa dimanfaatkan untuk kerajinan, seperti furniture maupun pagar. 

(Dansatgas)

Red