Pembakar Al-Quran Salwan Momika Tewas ditembak di Apartemennya
SWEDIA - Salwan Momika, pria yang dikenal karena aksi kontroversialnya membakar Al-Qur’an di Swedia, dilaporkan tewas setelah ditembak di apartemennya pada Rabu malam, 29 Januari 2025, waktu setempat. Kabar tersebut pertama kali disampaikan oleh media pemerintah pada Kamis, 30 Januari 2025.
Menurut laporan penyiar publik SVT yang dikutip oleh Anadolu pada Jumat, 31 Januari 2025, Momika, yang bernama lengkap Salwan Sabah Matti Momika (38), ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kediamannya di Kota Sodertalje.
Sementara itu, juru bicara kepolisian Stockholm mengonfirmasi bahwa seorang pria berusia 40-an ditemukan dengan luka tembak di sebuah apartemen dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, polisi kemudian memastikan bahwa pria tersebut meninggal dunia, dan penyelidikan atas kasus dugaan pembunuhan pun langsung dilakukan.
Selain kepolisian Swedia, otoritas keamanan Denmark juga telah menerima laporan mengenai insiden ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa peristiwa penembakan tersebut kemungkinan sempat disiarkan secara langsung melalui media sosial.
Menanggapi peristiwa tersebut, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyebut insiden ini sebagai kasus yang "spektakuler" dan melibatkan banyak badan keamanan dalam proses penyelidikannya. Ia juga mengungkapkan adanya kemungkinan keterlibatan kekuatan asing dalam kejadian ini.
Salwan Momika, seorang warga Kristen asal Irak, memperoleh izin tinggal di Swedia pada 2021. Ia kemudian dikenal luas karena kerap menggelar aksi pembakaran Al-Qur’an di berbagai tempat umum di negara-negara Nordik. Pada 2023, ia dan rekannya, Salwan Najem, didakwa atas empat kasus "pelanggaran agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional" yang mereka lakukan selama musim panas.
Badan Migrasi Swedia kemudian mencabut izin tinggal Momika setelah menemukan bahwa ia memberikan informasi palsu dalam permohonannya. Pada 27 Maret 2024, ia sempat melarikan diri ke Norwegia, tetapi akhirnya ditangkap dan dideportasi kembali ke Swedia.
Aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan di Swedia dan Denmark dengan dalih kebebasan berpendapat memicu kemarahan di berbagai negara Muslim. Protes besar-besaran terjadi, bahkan beberapa misi diplomatik menjadi sasaran serangan. Sebagai respons, Denmark akhirnya mengesahkan undang-undang pada Desember 2024 yang melarang pembakaran Al-Qur’an di ruang publik.