Hadiri Munas VI PKS, Presiden Prabowo Minta Doa agar Lebih Berani Lawan Koruptor dan Penipu

Diterbitkan oleh Redaksi pada Senin, 29 September 2025 16:43 WIB dengan kategori Jakarta Politik dan sudah 765 kali ditampilkan

JAKARTA - TERKININEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto meminta doa dan dukungan dari seluruh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta rakyat Indonesia agar dirinya semakin berani dalam memperbaiki sistem dan memberantas para koruptor serta penipu yang merugikan negara.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan pidato di acara puncak Musyawarah Nasional (Munas) VI PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

“Saya mohon doa dan dukungan saudara supaya Presiden Prabowo Subianto lebih berani lagi,” ujar Prabowo.

Menurut Kepala Negara, penyelamatan kekayaan negara merupakan mandat konstitusi demi menciptakan kesejahteraan rakyat.

“Tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan ratusan juta rakyat. Kita harus berani memperbaiki sistem yang keliru, sistem yang membuat kekayaan kita dibawa ke luar negeri setiap hari, setiap bulan, dan tidak kembali. Ini harus kita hentikan, dan akan kita hentikan,” tegasnya.

Langkah Nyata
Prabowo mencontohkan salah satu upaya nyata yang telah dilakukannya, yakni menutup 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung. Menurutnya, selama ini sekitar 80 persen hasil timah Indonesia diselundupkan setiap tahun.

Dari penindakan tersebut, Prabowo memperkirakan negara dapat menyelamatkan potensi kerugian hingga Rp22 triliun hanya dalam periode September–Desember 2025.

Ia juga mengklaim efisiensi anggaran berhasil menghemat sekitar Rp300 triliun, yang kemudian dialokasikan untuk mendanai program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak dan ibu hamil di seluruh Indonesia.

Penyimpangan Sistemik
Prabowo menyoroti maraknya praktik korupsi yang semakin memperihatinkan. Ia menilai para elite dan pejabat yang dianggap cerdas ternyata kalah pintar dengan para koruptor, penipu, dan manipulator.

“Kita harus akui kelemahan elite kita, mereka yang dianggap cemerlang ternyata kalah dengan koruptor,” kata Prabowo.

Ia juga menyebut praktik korupsi di Indonesia sudah masuk kategori penyimpangan sistemik, di mana pelaku lihai mengakali aturan sehingga tampak seolah legal.

“Korupsi terbesar adalah penyimpangan tersamar, seolah-olah legal tapi sejatinya merampok kekayaan bangsa,” pungkasnya.