OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga, Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional
JAKARTA - TERKININEWS.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) masih terjaga kuat dan mampu menopang ketahanan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi global. Hal itu menjadi hasil utama dari Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang digelar pada 29 Oktober 2025.
Kinerja ekonomi global saat ini menunjukkan tren perlambatan di berbagai kawasan, namun IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2025 justru merevisi naik proyeksi pertumbuhan global berkat kesepakatan perdagangan dan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Di dalam negeri, ekonomi Indonesia tumbuh solid sebesar 5,04 persen (yoy) pada triwulan III 2025, dengan PMI manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi. OJK menilai kondisi tersebut menjadi bukti ketahanan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal.
Pasar Modal Cetak Rekor Tertinggi
Kinerja pasar modal domestik mencatat capaian bersejarah. IHSG ditutup pada level 8.163,88, naik 1,28 persen (mtm) atau 15,31 persen (ytd). Bahkan, pada 23 Oktober 2025, IHSG sempat mencapai all-time high di posisi 8.274,34, sementara kapitalisasi pasar menembus Rp15.560 triliun.
Rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) juga mencatat rekor tertinggi sepanjang masa sebesar Rp25,06 triliun, dengan kontribusi kuat dari investor domestik. Sepanjang Oktober 2025, investor asing mencatatkan net buy Rp12,96 triliun.
Perbankan Tetap Kuat dan Likuid
Dari sektor perbankan, kredit tumbuh 7,70 persen yoy menjadi Rp8.162,8 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 15,18 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 11,81 persen yoy menjadi Rp9.695,4 triliun, sementara likuiditas perbankan berada di level aman dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 205,94 persen.
Kualitas kredit juga terjaga, dengan rasio NPL gross 2,24 persen dan NPL net 0,87 persen, menandakan risiko kredit yang terkendali.
Kinerja Industri Keuangan Non-Bank Stabil
Industri asuransi, penjaminan, dan dana pensiun menunjukkan fundamental yang kuat dengan RBC industri asuransi jiwa 481,94 persen dan asuransi umum 326,38 persen, jauh di atas ambang batas 120 persen. Nilai aset industri dana pensiun juga meningkat 8,18 persen yoy menjadi Rp1.622,78 triliun.
OJK mencatat peningkatan peran industri penjaminan terhadap pembiayaan UMKM dan sektor produktif, serta terus memperketat pengawasan terhadap perusahaan asuransi dan lembaga pembiayaan bermasalah.
Dorong Inovasi Digital dan Keuangan Syariah
Dalam bidang inovasi keuangan digital, OJK memperluas regulatory sandbox dengan 9 peserta uji coba, termasuk dua perusahaan yang lulus, yakni PT Indonesia Blockchain Persada (Blocktogo) dan PT Sejahtera Bersama Nano.
Nilai transaksi aset kripto pun melonjak 27,64 persen menjadi Rp49,28 triliun, dengan total transaksi tahun berjalan mencapai Rp409,56 triliun.
Di sektor keuangan syariah, indeks saham syariah (ISSI) naik 30,81 persen (ytd), dan AUM reksa dana syariah tumbuh 55,41 persen menjadi Rp78,56 triliun. OJK juga sukses menyelenggarakan Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025 untuk memperkuat ekosistem keuangan syariah nasional.
Perlindungan Konsumen dan Edukasi Keuangan
OJK mencatat peningkatan signifikan dalam literasi keuangan. Sepanjang 2025, telah dilaksanakan 4.768 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 8 juta peserta, serta peluncuran layanan Kontak 157 selama 24 jam sebagai bagian dari penguatan perlindungan konsumen.
Dalam upaya pemberantasan aktivitas keuangan ilegal, Satgas PASTI telah menghentikan 1.556 pinjol ilegal dan 285 penawaran investasi ilegal hingga Oktober 2025, dengan nilai kerugian masyarakat yang dilaporkan mencapai Rp7,5 triliun.








