Israel Gempur Teheran: Serangan Terbesar ke Iran Dalam Sejarah Terbaru

Diterbitkan oleh Redaksi pada Jumat, 13 Juni 2025 05:34 WIB dengan kategori Headline Internasional Politik dan sudah 707 kali ditampilkan

IRAN - TERKININEWS.COM - Pada Jumat dini hari (13/06), Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, dengan ledakan dilaporkan di beberapa bagian Teheran, termasuk situs pengayaan uranium strategis di Natanz. Menurut otoritas Israel, sasaran utama adalah fasilitas nuklir dan militer Iran, di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional terhadap percepatan program nuklir negara tersebut.

Sebagai respons terhadap serangan ini, Iran menutup sementara seluruh penerbangan di Bandara Internasional Imam Khomeini, dan Irak turut menutup wilayah udara negaranya, menghentikan semua penerbangan pada hari yang sama.

Israel secara resmi mengumumkan status darurat nasional, mengantisipasi kemungkinan serangan balasan berupa rudal dan drone dari Iran. Serangan ini menjadi awal dari Operasi Rising Lion, yang menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, merupakan operasi militer terarah untuk menghentikan ancaman eksistensial dari program nuklir Iran.

Netanyahu menyatakan bahwa target utama adalah para ilmuwan nuklir, program pengembangan rudal, dan fasilitas pengayaan di Natanz. Selain serangan udara, badan intelijen Mossad turut menggelar operasi sabotase rahasia terhadap sistem pertahanan dan situs militer strategis Iran.

Juru bicara militer Israel (IDF), Effie Defrin, menegaskan bahwa serangan ini bersifat preventif guna menggagalkan upaya Iran dalam memperoleh senjata nuklir dalam waktu dekat. Pernyataan resmi IDF menyebut Iran sebagai ancaman nyata yang berpotensi membahayakan stabilitas kawasan dan dunia.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa sejumlah bangunan tempat tinggal di Teheran mengalami kerusakan. Selain itu, komandan tinggi Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut bersama beberapa pejabat tinggi militer dan dua ilmuwan nuklir. Garda Revolusi merupakan kekuatan elite Iran yang sangat berpengaruh secara politik dan militer.

Sebelumnya, Salami sempat memperingatkan bahwa balasan Iran terhadap agresi Israel akan lebih menghancurkan daripada sebelumnya.

Sementara itu, Amerika Serikat menegaskan tidak terlibat dalam operasi militer ini. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyampaikan bahwa Israel bertindak secara sepihak. Pemerintah AS memperingatkan Iran agar tidak menyerang aset atau personel AS di kawasan Timur Tengah. Presiden Donald Trump juga menyebutkan bahwa sejumlah personel AS telah dipindahkan karena potensi pecahnya konflik skala besar.

Rapat Dewan Keamanan Nasional AS dijadwalkan pada Jumat pagi untuk membahas situasi yang berkembang ini, di tengah kekhawatiran internasional terhadap kemungkinan terjadinya perang regional.