UNDIP dan UNIKA Menggandeng Desa Motongsari Petakan Business Model Canvas untuk Rintis Wisata

Diterbitkan oleh Redaksi pada Kamis, 31 Juli 2025 15:46 WIB dengan kategori Kendal Pendidikan Suara Mahasiswa dan sudah 88 kali ditampilkan

KENDAL - TERKININEWS.COM - Universitas Diponegoro dan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang kembali memberdayakan masyarakat Desa Montongsari, Kabupaten Kendal melalui kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB). Skema PDB tersebut berjudul “Perancangan Desa Binaan Melalui Peran Pokdarwis dan Karang Taruna untuk Pengembangan Wisata Rintisan di Desa Montongsari, Kabupaten Kendal” yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun Anggaran 2025.

 

Pada Kamis, 31 Juli 2025, kegiatan PDB fokus pada pendampingan penyusunan proposal usaha berbasis Business Model Canvas (BMC), bertempat di Balai Desa Montongsari.

 

Kegiatan pendampingan dihadiri oleh Prof. Dr. Sunarti, S.T., M.T., Mardwi Rahdriawan, S.T., M.T., Maya Damayanti, S.T., M.A., PhD, Dr. Rustina Untari, S.E., M.Si., Novia Cecilia, S.P.W.K., dan Lala Arastya, S.P.W.K., selaku Tim Pengabdian Undip dan Unika; Hilda Fazira Setyono, Muhammad Izdihar Wiriandaru, dan Raihan Naufal Prastika selaku Mahasiswa Undip yang berpartisipasi dalam kegiatan PDB; serta peserta pelatihan yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Welas Asih, Karang Taruna Bersatu dan Perangkat Desa Montongsari.

 

Dalam sesi materi, Dr. Rustina Untari, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa “BMC ini menjadi model bisnis untuk merencanakan, menyusun strategi, sampai mengukur kinerja usaha. Di Desa Montongsari, wisata ini sebagai suatu usaha, kegiatannya dituangkan ke BMC tersebut”. 

 

Ketua Pokdarwis Welas Asih Desa Montongsari menyampaikan bahwa “sebetulnya pengembangan Wisata Desa Montongsari masih melihat contoh dari wisata lain untuk bisa berkembang”. “Contoh yang dapat ditiru dalam pengembangan wisata seharusnya terbatas pada jenis usahanya, misal berjualan/pemancingan, namun tetap harus ada pembeda/keunggulan dibandingkan tempat lain, sebagai proporsi nilai yang nantinya dituliskan di BMC” tandas Dr. Rustina Untari, S.E., M.Si.

 

Materi paparan turut menjelaskan komponen BMC meliputi 1) proporsi nilai; 2) segmen pelanggan; 3) hubungan pelanggan; 4) saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan; 5) arus pendapatan; 6) aktivitas kunci; 7) sumber Daya utama; 8) kemitraan kunci; dan 9) struktur biaya.

 

Peserta kegiatan turut aktif dalam sesi diskusi. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk berdiskusi terkait penyusunan BMC pengembangan Wisata Welas Asih, Desa Montongsari. Kegiatan pun menghasilkan suatu BMC yang menjelaskan rencana pengembangan wisata Welas Asih Desa Montongsari. Hal yang menarik, usaha yang dipaparkan cukup beragam meliputi pemancingan, bazar UMKM makanan khas lokal, hiburan musik, hingga pertunjukkan kesenian singa barong dan gamelan. 

 

Pasca kegiatan, sebagian besar peserta merasa lebih paham tentang BMC untuk perumusan usaha pengembangan wisata di Desa Montongsari, Kendal.