Marak Kasus Sifilis dan LGBT di Kalangan Remaja, Bintan dan Tanjungpinang Siaga
BINTAN – TERKININEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, tengah menghadapi kekhawatiran meningkatnya kasus penyakit menular seksual dan perilaku menyimpang di kalangan remaja. Data terbaru dari Dinas Kesehatan mencatat bahwa hingga Juni 2025, sebanyak 29 kasus sifilis ditemukan di Tanjungpinang, dengan 6 kasus menimpa remaja berusia 15 hingga 18 tahun. Penularan sebagian besar diduga melalui hubungan sesama jenis (LSL).
Sementara itu, di Kabupaten Bintan, 5 kasus remaja pelajar yang terindikasi terlibat perilaku LGBT juga telah ditangani Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3KB). Wakil Bupati Bintan, Deby Maryanti, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini, menyoroti pentingnya pengawasan dan pendidikan karakter di sekolah maupun lingkungan keluarga.
“Fenomena ini bukan hanya soal moral, tapi juga ancaman kesehatan masyarakat. Kita perlu kolaborasi lintas sektor untuk memberi pemahaman yang benar kepada anak-anak kita,” ujar Deby dalam konferensi pers, Selasa (30/7/2025).
Laporan sebelumnya bahkan mengungkap, sedikitnya terdapat 1.000 individu yang tergabung dalam komunitas LGBT di Pulau Bintan, baik di wilayah Bintan maupun Tanjungpinang, menurut data yang dihimpun dari sejumlah komunitas lokal sejak 2017. Kondisi ini mendorong terbentuknya gerakan masyarakat untuk menolak LGBT dan memperkuat edukasi berbasis nilai keagamaan dan budaya.
Pakar kesehatan mengingatkan bahwa orientasi seksual bukanlah penyakit, namun penularan penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV memang lebih rentan terjadi akibat perilaku seks bebas dan berganti pasangan, termasuk hubungan sesama jenis. Oleh sebab itu, pendekatan edukatif dan preventif dinilai lebih efektif daripada stigma sosial.
Pemerintah daerah kini mulai menggencarkan sosialisasi bahaya infeksi menular seksual di sekolah-sekolah, serta membuka layanan konseling remaja sebagai bentuk perlindungan dan pembinaan. Diharapkan pendekatan yang menyeluruh dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit dan menjaga moral generasi muda di Bintan dan sekitarnya.